Siswa SD di Riau Tewas Diduga Dibully karena Beda Agama, Pemerintah Dituntut Serius Soal Bullying

Jum'at, 30 Mei 2025 | 20:11 WIB
Siswa SD di Riau Tewas Diduga Dibully karena Beda Agama, Pemerintah Dituntut Serius Soal Bullying
Ilustrasi bullying. [KlikKaltim.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah pusat, daerah hingga polisi diminta untuk menanggapi secara serius kasus dugaan perundungan atau bullying terhadap siswa kelas 2 SD di Riau yang menyebabkan korban meninggal dunia. Dari keterangan orang tua korban, anaknya dirundung karena dianggap berbeda suku dan agama dengan pelaku yang juga teman sekolahnya.

Direktur Eksekutif SETARA Institute, Halili Hasan, meminta agar pemerintah daerah setempat hendaknya melakukan evaluasi terkait iklim sekolah yang rentan menjadi tempat diskriminasi, intoleransi, dan kekerasan.

Selain itu, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah juga hendaknya melakukan evaluasi dan pemantauan atas eksistensi dan kinerja Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) yang dibentuk di satuan-satuan pendidikan.

"Eksistensi dan kinerja TPPK seharusnya dapat mencegah kekerasan seperti yang dialami oleh KB dan kekerasan lainnya di berbagai satuan pendidikan," kata Halili dalam keterangannya, Minggu (30/5/2025).

Kemudian, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) juga disarankan untuk memberikan rehabilitasi dan dampingan psikologis bagi keluarga korban. KPPPA juga mesti memastikan hak-hak keluarga korban, juga hak-hak para pelaku yang juga anak-anak, ketika proses hukum sedang berjalan.

Sementara Kementerian Agama (Kemenag) dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengambil peran untuk segera menyusun langkah pencegahan dan penanganan diskriminasi berbasis agama di tingkat daerah. Serta mendorong peran aktif seluruh perangkat pemerintahan di daerah untuk membangun toleransi, perjumpaan lintas identitas, dan inklusi sosial sejak dini di tengah-tengah kemajemukan.

"Kasus tersebut menunjukkan bahwa intoleransi nyata-nyata merasuki generasi sangat muda bangsa ini," ucap Halili.

SETARA Institute juga menekankan kepolisian agar segera mengusut tuntas kasus perundungan itu dan memastikan semua pelaku, termasuk kemungkinan keterlibatan pihak lain, misalnya pembiaran oleh orang dewasa terkait, untuk diproses hukum secara professional dan memberikan keadilan bagi korban dan keluarganya.

Peristiwa tragis itu merenggut nyawa seorang pelajar SD berinisial KB yang baru berusia 8 tahun di Kelurahan Pangkalan Kasai, Kecamatan Seberida, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau.

Baca Juga: Di DPR, Menkes Budi Ungkap Nasib Para Tersangka Kasus Bullying Dokter Aulia: Segera Masuk Pengadilan

Korban tewas akibat tindakan perundungan dan pemukulan yang dilakukan oleh beberapa orang kakak kelasnya di sekolah. Tindakan kekerasan yang dialami korban diduga akibat korban menganut agama yang berbeda dengan para pelaku.

Penculik Guru SD Cirebon Ditangkap

Sementara dalam kasus lain, Kepolisian Resor Kota (Polresta) Cirebon berhasil menangkap tiga dari empat terduga pelaku penculikan seorang guru sekolah dasar (SD) di Susukan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

"Kami hari ini sudah menangkap tiga pelaku, satunya lagi yang berinisial M masih dalam pengejaran," kata Kepala Satreskrim Polresta Cirebon AKP I Putu Ika Prabawa di Cirebon, Kamis (29/5/2025).

Kasatreskrim menyebutkan ketiga pelaku itu berinisial WB, R, dan INM.

AKP Putu mengatakan bahwa peristiwa yang sempat menggegerkan warga itu terjadi pada hari Sabtu (24/5) dengan motif berkaitan dengan persoalan pribadi antara korban dan salah satu pelaku.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI