suara hijau

Dikecam Publik, Kementerian ESDM dan KLH Siap Sikat Tambang Perusak Lingkungan di Raja Ampat

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Sabtu, 07 Juni 2025 | 11:37 WIB
Dikecam Publik, Kementerian ESDM dan KLH Siap Sikat Tambang Perusak Lingkungan di Raja Ampat
Wisata ALam Misool di Raja Ampat. (Dok rilis Airy)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Tak hanya di ruang konf

Aksi Protes Greenpeace Konferensi Nikel Internasional di Jakarta (Dok Dhemas Reviyanto / Greenpeace)
Aksi Protes Greenpeace Konferensi Nikel Internasional di Jakarta (Dok Dhemas Reviyanto / Greenpeace)

erensi, mereka juga menyebarkan pesan serupa di area pameran. Banner dengan tulisan “What’s the True Cost of Your Nickel”, “Nickel Mines Destroy Lives”, dan “Save Raja Ampat the Last Paradise” tampak mencolok di antara gerai dan pengunjung.

Aksi ini ditujukan kepada pemerintah, pelaku industri nikel, dan publik untuk menggugah kesadaran bahwa ekspansi tambang dan hilirisasi nikel telah membawa penderitaan bagi warga terdampak. Selain merampas ruang hidup, industri ini juga merusak hutan, mencemari air, laut, udara, dan memperparah krisis iklim. Salah satu penyebabnya adalah penggunaan PLTU captive sebagai sumber energi pemrosesan nikel.

“Saat pemerintah dan oligarki tambang membahas bagaimana mengembangkan industri nikel dalam konferensi ini, masyarakat dan Bumi kita sudah membayar harga mahal. Industrialisasi nikel–yang makin masif seiring tren naiknya permintaan mobil listrik–telah menghancurkan hutan, tanah, sungai, dan laut di berbagai daerah, mulai dari Morowali, Konawe Utara, Kabaena, Wawonii, Halmahera, hingga Obi. Kini tambang nikel juga mengancam Raja Ampat, Papua, tempat dengan keanekaragaman hayati yang amat kaya yang sering dijuluki sebagai surga terakhir di bumi,” ujar Iqbal Damanik, Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI