Menjawab kekhawatiran itu, ajudan Jokowi, Kompol Syarif Muhammad Fitriansyah, sempat memberikan klarifikasi.
Dia menjelaskan bahwa wajah Jokowi yang tampak berbeda disebabkan oleh alergi kulit yang sedang dalam proses penyembuhan.
Alergi ini disebut muncul setelah Jokowi kembali dari lawatan luar negeri ke Vatikan pada akhir April 2025.
Ajudan Jokowi juga menegaskan itu bukan penyakit serius seperti autoimun atau Stevens-Johnson Syndrome, karena tidak merasakan panas atau gatal.
Dia juga memastikan bahwa kondisi tersebut tidak menular dan tidak mengganggu aktivitas harian Jokowi.
Meski sudah ada klarifikasi, publik tetap berspekulasi, termasuk dokter Tifauzia Tyassuma alias Dokter Tifa.

Dia sempat menyampaikan dugaan bahwa kondisi wajah Jokowi bisa berkaitan dengan hiperkortisolisme atau gangguan autoimun.
Dokter Tifa bahkan menyarankan agar Jokowi mendapat perhatian atas beban psikologisnya.
Dalam penampilan terakhirnya di kediaman pribadi di Solo, Jokowi terlihat masih dengan wajah yang tampak bengkak dan suara yang agak lirih.
Baca Juga: Tanggapan Jokowi saat Namanya Dikaitkan dengan Kapal JKW Mahakam: Saya Senang Banget
Beberapa titik pada wajahnya menunjukkan bercak putih, mungkin indikasi proses penyembuhan dari reaksi alergi kulit yang dijelaskan sebelumnya.
"Btw, salfok sama kulit wajahnya. Semoga tidak seserius itu ya, Pak," komentar seorang warganet.
"Kasihan, mukanya sampai bengkak begitu," ujar warganet lain.
"Kenapa penyakitnya sampai Tuhan tampakkan di wajahnya, ya? Pasti ada pesan yang tersirat dari hal ini," imbuh lainnya.
"Semoga lekas sembuh agar bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya," sahut yang lain.
Meski tidak menjabat sebagai presiden lagi, Jokowi tetap dianggap sebagai salah satu penyebab kondisi negara semakin carut-marut.