Netizen lain menambahkan, "Tidak mungkin jika dalam satu wisuda berbeda model mapnya, dan kelihatan lebih mengkilat juga."
Ada pula yang menyoroti warna map yang tampak terlalu kinclong dibandingkan atribut wisuda lainnya.
"Salfok warna mapnya juga, Dok. Kenapa kinclong gitu ya? Padahal toganya terlihat kusam," ujar netizen lainnya, menguatkan kesan bahwa ada sesuatu yang tak biasa dari foto wisuda tersebut.
Pihak Universitas Gadjah Mada dan Kepolisian Republik Indonesia telah berulang kali menyatakan bahwa ijazah Presiden Jokowi adalah asli dan tidak ada yang perlu diragukan.
Mereka menegaskan bahwa dokumen tersebut telah diverifikasi secara administratif dan sesuai dengan data resmi yang ada.
Bahkan, dalam salah satu kesempatan, Rektor UGM secara langsung menyatakan bahwa Jokowi adalah alumni sah dari universitas tersebut.
Namun, Dokter Tifa bersikukuh mempertanyakan keaslian ijazah Presiden, atau setidaknya elemen-elemen yang menyertainya, seperti bentuk map wisuda.
Dia menganggap hal ini bukan sekadar masalah administratif, melainkan mencerminkan adanya kemungkinan pemalsuan yang lebih besar dan sistemik.
"Ampun ampun. Negaraku dihancurkan dengan kebohongan yang bodoh," tutup Dokter Tifa.
Baca Juga: Ketakutan Bertemu Ahli Forensik Digital, Kasmudjo Ngaku Bukan Pembimbing Akademik Jokowi
![Dokter Tifa Pertanyakan Keaslian Map Wisuda Jokowi. [X]](https://media.suara.com/pictures/360x360/2025/06/17/72235-dokter-tifa-pertanyakan-keaslian-map-wisuda-jokowi.jpg)
Polemik seputar keaslian ijazah Jokowi sendiri bukanlah hal baru dan tak kunjung usai.
Sejak beberapa tahun terakhir, isu ini telah menjadi senjata politik yang sering dipakai oleh pihak-pihak yang berseberangan dengannya.
Bahkan, perkara ini telah masuk ke ranah hukum, di mana pihak-pihak yang menyebarkan tudingan ijazah palsu dilaporkan ke polisi oleh pihak Jokowi.
Meski berbagai klarifikasi dan pembelaan telah diberikan oleh institusi resmi, perdebatan mengenai keaslian ijazah Jokowi seolah belum juga surut.
Menurut netizen, Jokowi hanya tinggal menunjukkan ijazahnya saja ke publik, maka masalah ini akan berakhir.
Kontributor : Chusnul Chotimah