Kenapa Satgas Saber Pungli 'Warisan' Jokowi Dianggap Gagal dan Dibubarkan Prabowo?

Bernadette Sariyem Suara.Com
Kamis, 19 Juni 2025 | 15:24 WIB
Kenapa Satgas Saber Pungli 'Warisan' Jokowi Dianggap Gagal dan Dibubarkan Prabowo?
Foto Presiden Prabowo berjalan bersama mantan Presiden Jokowi. Melalui Perpres 49 tahun 2025, Prabowo resmi membubarkan Satgas Saber Pungli 'warisan' Jokowi karena dianggap tidak efektif. [Suara.com]

Suara.com - Langkah tegas diambil oleh Presiden Prabowo Subianto yang seketika menjadi sorotan publik: membubarkan Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar alias Satgas Saber Pungli.

Satgas yang menjadi salah satu "warisan" ikonik Presiden Joko Widodo dalam reformasi hukum ini, resmi dihentikan melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 49 Tahun 2025.

Keputusan ini memicu perdebatan sengit, terutama di kalangan anak muda dan aktivis antikorupsi.

Di satu sisi, ada pertanyaan besar mengenai masa depan pemberantasan pungli.

Sementara di lain sisi, langkah ini membuka kembali catatan lama tentang efektivitas satgas itu sendiri.

Jadi, apa sebenarnya alasan di balik pembubaran ini, dan ke mana arah pemberantasan "penyakit kronis" birokrasi ini akan dibawa?

Kilas Balik: Gebrakan Satgas Saber Pungli di Era Jokowi

Kepala Satgas Saber Pungli, Komjen Pol Dwi Priyatno (kedua dari kiri), di sela-sela sosialisasi Stop Pungli di momen Car Free Day di Kawasan Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, Minggu (12/11/2017). [Suara.com/Erick Tanjung]
Kepala Satgas Saber Pungli, Komjen Pol Dwi Priyatno (kedua dari kiri), di sela-sela sosialisasi Stop Pungli di momen Car Free Day di Kawasan Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, Minggu (12/11/2017). [Suara.com/Erick Tanjung]

Untuk memahami konteks pembubaran, kita perlu kembali ke tahun 2016.

Satgas Saber Pungli dibentuk oleh Presiden Jokowi sebagai bagian dari paket reformasi hukum besar-besaran.

Baca Juga: Geger Sosialisme ala Prabowo: Benarkah Indonesia Mau Dibawa ke Arah Kiri?

Tujuannya adalah memberantas praktik pungutan liar yang telah merusak sendi kehidupan berbangsa dan menggerogoti kepercayaan publik terhadap aparatur negara.

Dibentuk sebagai badan ad hoc lintas kementerian dan lembaga—melibatkan Polri, Kejaksaan Agung, Kemendagri, Kemenkumham, PPATK, Ombudsman, hingga BIN dan POM TNI.

Satgas ini memiliki kewenangan luas, mulai dari intelijen, pencegahan, penindakan melalui Operasi Tangkap Tangan (OTT), hingga memberikan rekomendasi sanksi.

Sasarannya adalah pelayanan publik yang paling sering dikeluhkan masyarakat, seperti pengurusan KTP, SIM, perizinan, hingga layanan di pelabuhan.

Kinerjanya pun tak bisa dianggap remeh. Hingga akhir 2022, Satgas Saber Pungli tercatat telah menggelar 59.923 OTT dengan menetapkan 78.523 orang sebagai tersangka.

Sebuah angka yang menunjukkan betapa masifnya praktik pungli di lapangan.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI