Dari Wahabi ke Oligarki, Ketua PBNU Gus Ulil Tuduh Aktivis Lingkungan Didanai Amerika

Sumarni Suara.Com
Jum'at, 20 Juni 2025 | 12:26 WIB
Dari Wahabi ke Oligarki, Ketua PBNU Gus Ulil Tuduh Aktivis Lingkungan Didanai Amerika
Gus Ulil Sebut Aktivis Lingkungan Oligarki Didanai Amerika. [X]

"Segitunya membela tambang. Semoga makin banyak orang yang terbuka mata, pikiran, dan kepeduliannya terhadap lingkungan," tulis salah satu pengguna X.

Kritik lain juga diarahkan pada peran ormas keagamaan yang kini justru diberikan kewenangan untuk mengelola tambang.

"Lagian, ormas keagamaan malah dikasih wewenang ngurus bisnis tambang, yang jelas-jelas merusak alam dan memicu konflik sosial," ujar netizen lain.

Beberapa netizen bahkan menyayangkan posisi Gus Ulil sebagai tokoh agama yang justru mempersempit isu lingkungan menjadi sekadar debat ideologis.

"Ulil sedang mencoba mengalihkan isu lingkungan dengan mempersempitnya jadi perdebatan ide. Padahal, masalah lingkungan itu fakta empiris: hutan jadi gundul, laut jadi keruh," sahut yang lain.

Sebelumnya, Gus Ulil menuai kontroversi lantaran menyebut beberapa kelompok lingkungan sebagai wahabi lingkungan.

Menurutnya, istilah itu merujuk pada sikap ekstrem yang menolak segala bentuk kompromi.

Gus Ulil menilai bahwa pendekatan yang hanya menggaungkan wokisme dan alarmisme global tidak sehat.

Dia mengusulkan konsep "reasonable environmentalist" atau aktivisme lingkungan yang menurutnya lebih rasional.

Baca Juga: Empat Izin Tambang Raja Ampat Sudah Dicabut, Pandji Pragiwaksono Ingatkan Waspada Provokator

Sementara itu, banyak aktivis lingkungan dan akademisi menyatakan keberatan atas framing yang disampaikan Gus Ulil.

Mereka menilai pelabelan seperti oligarki lingkungan atau wahabi lingkungan justru melemahkan perjuangan yang berangkat dari kenyataan di lapangan.

Kelompok yang dimaksud Gus Ulil adalah Greenpeace dan WALHI, yang sebelumnya sangat vokal terhadap ancaman kerusakan lingkungan di Raja Ampat akibat tambang nikel.

Kontributor : Chusnul Chotimah

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI