Ita Fatia Nadia sontak membeku. Ia syok dengan ucapan para petinggi yang bicara di hadapannya.
"Saya waktu itu freezing. Saya itu kaget, apa yang harus saya lakukan?" katanya.
Meski sempat membeku, tapi Ita Fatia Nadia tegas bilang, "saya tidak berbohong! Saya bertanggung jawab dan saya bisa menunjukkan. Itu saya nunjuk Wiranto."
Dalam kondisi tersebut, Profesor Saparinah Sadli menjemput Ita Fatia Nadia.
"Saya dipegang, dituntun dan dibawa masuk," beber Ita.
Ita Fatia Nadia sempat mendapat teror. Anaknya diancam akan diculik.
Di tahun peristiwa itu terjadi, ia yang mendampingi korban, Fransisca mendapat teror.
"Teror yang pertama adalah saat saya mengurus Fransisca dan dua anak di Pondok Bambu. Saya mendapatkan surat kalau anak saya akan diculik," terang Ita Fatia.
Ancaman itu bukan hanya menghampiri Ita. Tetapi juga guru dari anaknya.
Baca Juga: Setara Institute Anggap Fadli Zon Tidak Punya Empati Sebut Pemerkosaan Massal Mei 1998 sebagai Rumor
Keluarga Ita Fatia Nadia tahu soal ancaman ini. Orang tua Ita yang saat itu ada di Yogyakarta, datang menemui dirinya.
"Orang tua saya dari Jogja datang dan membawa anak-anak. Ibu saya bilang, kamu tetap bekerja, anak-anak bersama kami," ungkap Ita Fatia Nadia.