Kejadian itu juga sempat terekam kamera pengawas CCTV yang ada di sekitar lokasi kejadian.
"CCTV cuma ada 1, di depan pintu masuk aja. Di halte nggak ada CCTV-nya, padahal itu tempat di depan kantor Gubernur yang harusnya keamanannya pasti lebih baik dibanding lokasi lain," katanya.
Belakangan, ia merasa ironi, lantaran banyak petugas keamanan internal yang berjaga di Balaikota DKI Jakarta mengetahui bahwa di kawasan tersebut tergolong rawanan aksi penjambretan.
Namun persoalan tersebut ternyata belum ada penanganan yang ketat, hingga akhirnya kembali menelan korban.
"Ternyata mereka pun tau tempat itu rawan, tapi kenapa nggak dipasang CCTV untuk antisipasi hal kayak gini," ungkapnya.