Kementerian Transmigrasi Bangun Koridor Ekonomi di Sulteng, Andalkan Durian hingga Kopi untuk Ekspor

Rabu, 25 Juni 2025 | 10:52 WIB
Kementerian Transmigrasi Bangun Koridor Ekonomi di Sulteng, Andalkan Durian hingga Kopi untuk Ekspor
Direktur Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat Transmigrasi Velix Wanggai. [Suara.com/Lilis]

Suara.com - Pemerintah melalui Kementerian Transmigrasi mulai mengembangkan konsep Koridor Ekonomi Transmigrasi Terintegrasi di Sulawesi Tengah.

Koridor ini menonjolkan komoditas unggulan seperti durian, kakao, kopi, dan ubi kayu sebagai penggerak ekonomi di wilayah tersebut. 

Langkah itu disebut sebagai bagian dari strategi nasional dalam pemerataan pembangunan dan transformasi transmigrasi secara lebih merata di banyak daerah.

Konsep koridor ekonomi itu mulai digagas usai kunjungan kerja Menteri Transmigrasi Iftitah Sulaiman ke kawasan transmigrasi Palolo, Kabupaten Sigi, pada awal Juni 2025 lalu. 

Kawasan tersebut akan diintegrasikan dengan dua kawasan transmigrasi lainnya di Sulawesi Tengah, yakni Tampolore di Kabupaten Poso dan Bahari Tomini Raya di Kabupaten Parigi Moutong.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat Transmigrasi Velix Wanggai menyebutkan kalau tiga kawasan transmigrasi prioritas itu telah ditetapkan sebagai bagian dari program strategis nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025 – 2029. 

“Ketiga kawasan transmigrasi prioritas ini akan kita kembangkan dengan konsep koridor ekonomi transmigrasi yang terintegrasi," kata Velix dalam keterangannya, Rabu (25/6/2025).

Dia menjelaskan bahwa kota Palu akan berperan sebagai hub pemasaran regional dan pusat logistik yang terhubung dengan kawasan transmigrasi Palolo di Sigi, Tampolore di Poso, hingga Tomini Raya Bahari di Parigi Moutong melalui jaringan konektivitas jalan darat.

Velix menambahkan bahwa koridor transmigrasi juga akan mendorong pertumbuhan wilayah secara terhubung, dengan masing-masing kawasan mendayagunakan potensi lokal yang dimiliki. 

Baca Juga: Barelang Bersolek Jadi Waterfront City: Wisata Bahari Ala Batam Siap Saingi Singapura?

Komoditas unggulan seperti durian dan kakao dari Palolo, serta kopi dan ubi kayu varietas lokal dari kawasan sekitarnya, akan dijadikan andalan ekspor yang bernilai tambah.

"Komoditas unggulan seperti durian dan coklat dari Palolo, maupun kopi dan ubi kayu ‘Palolo’ yang terkenal, punya potensi ekspor tinggi," ungkapnya.

Menurut Velix, jika terhubung dalam koridor ekonomi, nilai tambahnya akan meningkat dan kesejahteraan masyarakat ikut terangkat.

Melalui konsep Koridor Ekonomi Transmigrasi yang menghubungkan daerah Palu, Sigi, Poso, hingga Parigi Moutong itu, Kementerian Transmigrasi berharap dapat memperkuat skala ekonomi kawasan dengan menciptakan aliran komoditas, informasi, dan tenaga kerja yang lebih efektif. 

Velix menekankan bahwa setiap kawasan transmigrasi tidak lagi berdiri sendiri, melainkan saling menopang satu sama lain dalam satu ekosistem ekonomi yang terintegrasi.

Kementerian juga mendorong kolaborasi lintas sektor untuk mendukung percepatan pembangunan kawasan transmigrasi secara berkelanjutan. 

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI