Hasil Autopsi Juliana Marins Bikin Medsos Panas, Netizen Internasional Saling Serang

Ferry Noviandi Suara.Com
Rabu, 09 Juli 2025 | 20:46 WIB
Hasil Autopsi Juliana Marins Bikin Medsos Panas, Netizen Internasional Saling Serang
Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang tewas saat terjatuh dari Gunung Rinjani. [Instagram]

Suara.com - Hasil autopsi atas kematian Juliana Marins, turis asal Brasil yang jatuh dari Gunung Rinjani, mengungkap fakta mengejutkan yang memicu perdebatan panas antarwarganet internasional.

Perempuan 26 tahun itu dinyatakan meninggal akibat trauma tumpul hebat yang menyebabkan kerusakan organ dan pendarahan internal parah, kurang dari 20 menit setelah insiden.

Juliana tengah mendaki bersama lima turis asing dan satu pemandu lokal saat tergelincir di jalur dekat kawah Gunung Rinjani, Lombok, pada 21 Juni 2025.

Dia sempat selamat dari jatuh pertama sejauh 150 meter dan terlihat meminta tolong. Namun, penyelamatan terganggu kabut tebal dan medan berbahaya.

Tubuhnya baru ditemukan tiga hari kemudian, sekitar 600 meter dari lokasi awal, menggunakan drone thermal.

Autopsi dilakukan di RS Bali Mandara, sekitar 150 km dari lokasi kejadian.

"Korban mengalami trauma parah hampir di seluruh tubuh, terutama di punggung dan tungkai," jelas Dr Ida Bagus Putu Alit.

Dia juga menegaskan bahwa kematian Juliana Marins bukan disebabkan oleh hipotermia karena tak ditemukan tanda pembekuan jaringan pada tubuh.

Keluarga korban menyalahkan lambatnya respons tim penyelamat sehingga nyawa Juliana tidak bisa diselamatkan.

Baca Juga: Profil Ali Musthofa Pemandu Juliana Marins, Pertama Kali Mendaki Rinjani Kelas 5 SD

"Jika tim mencapai lokasi dalam tujuh jam, Juliana masih bisa diselamatkan," ujar mereka kepada TV Globo. "Sekarang kami akan menuntut keadilan. Jangan lupakan Juliana!"

Juliana Marins bersama Kedua Orangtuanya (Instagram)
Juliana Marins bersama kedua orangtuanya (Instagram)

Namun, pernyataan itu memicu perdebatan sengit di media sosial. Sejumlah netizen internasional membela pihak Indonesia dan menilai kemarahan publik Brasil berlebihan.

"Dan sial untuk pemerintah Brasil yang mencoba memanfaatkan kematiannya sebagai alat politik dengan menjelek-jelekkan orang Indonesia," komentar seorang netizen.

"Dia jatuh sejauh 600 meter dan meninggal dalam 20 menit. Malu dong, buat kalian yang begitu saja percaya propaganda pemerintah sendiri! Belajarlah berpikir lebih bijak," lanjutnya.

Netizen lain yang juga seorang pendaki membagikan pengamatannya soal medan Rinjani.

"Sebagai orang yang suka mendaki jalur ekstrem, saya cek rute yang diambil wanita ini. Ternyata rutenya menanjak dari 900 meter ke 3.600 meter dalam dua hari," komentar netizen lain.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI