Suara.com - Sejak dilantik pada 20 Oktober 2024, sosok Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tak pernah sepi dari sorotan.
Berbagai platform media sosial, termasuk video yang beredar di X, ramai memperbincangkan kelayakannya memegang kendali sebagai orang nomor dua di Indonesia.
Muncul narasi yang membandingkan kinerjanya saat menjadi Wali Kota Solo yang dianggap lebih "terlihat" dan "intens", dengan perannya kini sebagai wapres yang terasa lebih senyap.
Pertanyaan publik ini wajar adanya. Gibran melenggang ke Istana dengan beban kontroversi yang tidak ringan, terutama terkait Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 90/PUU-XXI/2023.
Putusan yang mengubah syarat batas usia cawapres ini dianggap banyak pihak sebagai karpet merah yang dibentangkan untuk memuluskan jalannya, terlebih karena melibatkan Anwar Usman, pamannya, yang saat itu menjabat sebagai Ketua MK.
Hal ini melahirkan tudingan politik dinasti yang masif dan menciptakan defisit kepercayaan bahkan sebelum ia resmi menjabat.
Tak hanya itu, di tengah kinerjanya yang getol ditunjukkan putra sulung Joko Widodo (Jokowi) ini, isu pemakzulan Gibran mencuat.
Forum Purnawirawan Prajurit TNI juga sudah mengirim surat ke MPR dan DPR untuk segera mengambil tindakan serta mengabulkan agar Gibran segera diganti.
Mayjen TNI (Purn), Sunarko dalam siniar yang ia sampaikan di media sosial menganggap kualitas Gibran Rakabuming Raka untuk menjabat wakil presiden masih jauh.
Baca Juga: Mantan Menteri Agama Beberkan 'Dosa' Gibran, Purnawirawan Siapkan Opsi Paksaan Makzulkan Wapres
"Kualitas Gibran ini meragukan untuk memimpin bangsa besar ini. Kita ini manusia, kapan saja bisa bisa kembali yang maha kuasa," ujar dia.
Sunarko mengandai-andai jika Presiden RI, Prabowo Subianto berhalangan untuk memimpin dan digantikan Gibran.
Menurutnya bakal banyak polemik karena sosok Gibran yang bagi dia diragukan untuk menggantikan Prabowo nantinya.
"Jika ditangani oleh Gibran, kita udah jelaslah. Mutunya itu enggak memenuhi persyaratan. Dari sisi intelektualitas, karakter, di sisi hukum di sisi moral," kata dia.
Lantas, di tengah bayang-bayang kontroversi tersebut, apa saja yang sudah dilakukan Gibran? Sejauh mana ia bisa diandalkan untuk turut memimpin Indonesia?
Kinerja di Balik Layar: Fokus pada Ekonomi dan Program Prioritas