Bagi banyak kalangan, terutama audiens muda yang kritis di kota-kota besar, Gibran masih harus membuktikan bahwa pencapaiannya bukanlah semata-mata karena privilese sebagai putra presiden.
Evaluasi: Menimbang Beban dan Potensi
Mengevaluasi Gibran Rakabuming Raka berarti menimbang dua sisi mata uang yang kontras.
Di satu sisi, ada upaya untuk menjalankan tugas-tugas strategis yang diembannya, terutama di sektor ekonomi digital dan program prioritas.
Ia menunjukkan kemauan untuk turun ke lapangan dan memastikan program berjalan, sebuah gaya yang mengingatkan pada kepemimpinan ayahnya, Joko Widodo.
Di sisi lain, beban kontroversi dari proses pencalonannya menjadi bayang-bayang yang terus mengikuti.
Jalur "instan" menuju kursi wapres telah menciptakan tembok besar berupa skeptisisme publik. Untuk bisa benar-benar diandalkan memimpin Indonesia, tantangan terbesar Gibran bukanlah sekadar menjalankan program kerja.
Tantangan utamanya adalah membuktikan bahwa ia layak berada di posisinya berdasarkan kompetensi, bukan koneksi.
Ia perlu membuat kinerjanya yang "senyap" lebih bergaung dan berdampak nyata, sehingga mampu meruntuhkan tembok keraguan yang dibangun oleh kontroversi kelahirannya di panggung politik nasional.
Baca Juga: Mantan Menteri Agama Beberkan 'Dosa' Gibran, Purnawirawan Siapkan Opsi Paksaan Makzulkan Wapres