Membongkar 'Locked-Room Mystery' Diduga Modus Kematian Arya Daru: Saat TKP Berbicara Bohong

Wakos Reza Gautama Suara.Com
Kamis, 10 Juli 2025 | 22:58 WIB
Membongkar 'Locked-Room Mystery' Diduga Modus Kematian Arya Daru: Saat TKP Berbicara Bohong
TKP kematian diplomat muda Arya Daru Pangayunan. Diduga Arya korban pembunuhan dengan pola locked-room mystery.

Tujuannya hanya satu: menciptakan ilusi bahwa kejahatan tersebut tidak mungkin dilakukan oleh orang lain, sehingga mengarahkan penyelidik pada kesimpulan yang salah.

Kesimpulan yang paling umum dituju oleh pelaku adalah bunuh diri (suicide), kecelakaan (accident), kematian karena sebab alami (Natural Causes).

Karakteristik Kunci 'Locked-Room Mystery' dalam Kriminologi

Untuk memahami konsep ini lebih dalam, berikut adalah elemen-elemen utamanya:

1. Penciptaan Skenario Palsu (Fake Scenario)

Ini adalah inti dari locked-room mystery. Pelaku tidak hanya membunuh korban, tetapi ia juga bertindak sebagai "sutradara" yang membangun sebuah narasi palsu di TKP.

Misalnya, meletakkan pistol di tangan korban, menulis surat bunuh diri palsu, atau menyusun botol-botol obat di samping tempat tidur untuk memberi kesan overdosis. Semua dilakukan untuk menutupi jejak pembunuhan.

2. Tujuannya Adalah Pengelabuan, Bukan Teka-Teki

Berbeda dengan di fiksi yang bertujuan menghibur pembaca, di dunia nyata tujuannya adalah mengelabui polisi, tim forensik, dan jaksa. Pelaku berharap kasusnya akan cepat ditutup sebagai "bunuh diri" atau "kecelakaan", sehingga investigasi untuk mencari pelaku tidak akan pernah dimulai. Ini adalah strategi untuk lolos dari jerat hukum.

Baca Juga: Detik- detik Diplomat Kemlu Tewas dengan Wajah Dilakban: Misteri Smart Lock dan Pesan Ojol Terakhir

3. Menunjukkan Pelaku yang Terencana dan Tenang

Tindakan merekayasa TKP membutuhkan tingkat ketenangan dan perencanaan yang tinggi. Ini bukanlah ciri-ciri kejahatan yang dilakukan karena emosi sesaat (crime of passion). Pelaku yang mampu menciptakan locked-room mystery biasanya memiliki karakteristik:

Terencana: Niat untuk membunuh dan mengelabui sudah ada sebelum eksekusi.

Sangat Hati-hati: Mereka berusaha keras untuk tidak meninggalkan jejak (sidik jari, DNA, dll).

Mengenal Korban atau TKP: Seringkali pelaku memiliki pengetahuan tentang kebiasaan korban atau tata letak lokasi, yang memudahkannya melakukan rekayasa.

4. Pesan Simbolik yang Tersembunyi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI