Suara.com - Polemik panas soal keaslian ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi masih terus berlanjut. Di tengah proses hukum yang telah naik ke tahap penyidikan, muncul sosok baru: seorang purnawirawan perwira intelijen, Kolonel Inf. (Purn.) Sri Radjasa Chandra.
Kehadiran Sri Radjasa sontak menjadi sorotan. Bukan tanpa alasan, ia dengan percaya diri memberikan pernyataan yang menguatkan tudingan bahwa ijazah S1 Jokowi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) tidak asli. Ia bahkan secara spesifik menunjuk Pasar Pramuka, Jakarta Timur, sebagai lokasi pembuatannya.
Dugaan ini sebelumnya pertama kali dilontarkan oleh politikus senior PDIP, Beathor Suryadi. Namun, klaim dari seorang mantan intelijen seperti Sri Radjasa memberikan bobot baru pada kontroversi ini.
“Ahlinya (pembuatan ijazah palsu) ada di belakang kios-kios itu,” kata Sri Radjasa dalam sebuah video yang diunggah di kanal YouTube Forum Keadilan pada Kamis, (10/7/2025), menguatkan narasi soal Pasar Pramuka sebagai sarang pemalsuan dokumen.
Setelah mengaku meneliti berbagai kejanggalan, Sri Radjasa sampai pada sebuah kesimpulan tegas. Ia mengaku kini tidak lagi memiliki keraguan sedikit pun.
“Jadi ketika Pak Beathor mengatakan bahwa ada kaitan Pasar Pramuka, dan kemudian saya teliti beberapa hal tentang kepalsuan ijazah itu (ijazah Jokowi), saya sekarang sudah yakin bahwa itu palsu,” ujarnya.
Keyakinannya, kata dia, diperkuat setelah berdiskusi dengan pakar forensik digital Rismon Sianipar dan menemukan fakta bahwa jejak akademik Jokowi sulit ditemukan.
“Bahkan rekam jejak ijazah ini hilang, seperti misalnya skripsi, terus kemudian lembar penilaian. Artinya semakin memperkuat bahwa ini palsu," katanya.
Lebih mengejutkan lagi, Sri Radjasa tak ragu menuding adanya keterlibatan sosok yang pernah berada di lingkaran kekuasaan, yakni mantan Wakil Menteri Desa PDTT, Paiman Raharjo.
“Saya dapat informasi dari teman-teman Pasar Pramuka bahwa di situ ada Paiman, relawan Sedulur Jokowi, yang kemudian mendapat jabatan wamen,” ujarnya.
Baca Juga: Kasus Ijazah Palsu Jokowi Naik Penyidikan, Roy Suryo Malah Tertawa: Kalau Gentar Sudah Kelihatan
Ia bahkan mengklaim Paiman menunjukkan kepanikan setelah isu ini diangkat.
“Begitu saya angkat masalah ini, begitu kelabakannya Paiman," ucap dia.
Sri Radjasa menyindir sikap Jokowi yang hingga kini enggan menunjukkan ijazah asli di hadapan publik, yang menurutnya bisa menyelesaikan polemik ini dengan cepat. Ia menduga ijazah kontroversial itu baru dibuat pada tahun 2012 atau 2014, bertepatan dengan momen politik penting Jokowi.
Di sisi lain, kubu Jokowi melalui kuasa hukumnya, Rivai Kusumanegara, merespons naiknya status laporan ke tahap penyidikan dengan harapan proses hukum dapat berjalan hingga tuntas.
"Pak Jokowi mengharapkan nama baiknya dapat dipulihkan dan keaslian ijazah dikukuhkan pengadilan," kata Rivai dikutip, Sabtu (12/7/2025).
Polda Metro Jaya sendiri telah mengonfirmasi peningkatan status tiga laporan polisi terkait kasus ini ke tahap penyidikan, termasuk laporan yang dibuat langsung oleh Jokowi.