Suara.com - Di tengah panasnya isu ijazah palsu, Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) akhirnya angkat bicara dengan tegas. Namun, di balik pernyataannya yang siap menunjukkan ijazah asli di pengadilan, publik justru dibuat salah fokus oleh penampilan fisik sang mantan presiden dalam video yang beredar luas.
Video yang merekam pernyataan Jokowi dari kediamannya di Solo, Senin (14/7/2025), itu dengan cepat viral di media sosial X (dulu Twitter). Dalam video tersebut, Jokowi yang mengenakan kemeja putih andalannya, terlihat lugas menanggapi kasus hukum yang menjeratnya.
Akan tetapi, perhatian sejumlah netizen bukan tertuju pada isi pernyataannya, melainkan pada kondisi tangan Jokowi yang terlihat tidak biasa.
"Jokowi mau tunjukkan ijazah asli di sidang. Perhatikan tangannya kenapa bisa seperti itu, sakit apa ini kok gak sembuh-sembuh?," cuit akun @CakK*** yang turut mengunggah video tersebut.
Komentar itu sontak memantik rasa penasaran warganet lain yang ikut menyoroti hal yang sama. "Kok tangannya kayak membesar," tulis seorang netizen di kolom komentar, menyuarakan keheranannya.
Adapun dalam pernyataannya, Jokowi secara spesifik menanggapi kasus tuduhan ijazah palsu yang statusnya telah dinaikkan ke tahap penyidikan oleh Polda Metro Jaya. Ia menegaskan kesiapannya membuktikan keaslian ijazahnya, namun hanya di forum resmi pengadilan.
“Yang jelas saya ingin menunjukkan ijazahnya di dalam sidang pengadilan nantinya. Nggak (di luar sidang). Harus dalam sidang-sidang pengadilan yang ada nanti. Akan saya tunjukkan ijazah asli yang saya miliki,” tegas Jokowi.
Jokowi merasa, rentetan serangan hukum yang menimpa dirinya dan keluarga, termasuk isu ijazah palsu dan manuver pemakzulan terhadap putranya, Wapres Gibran Rakabuming Raka, adalah bagian dari sebuah agenda besar.
“Saya berperasaan memang kelihatannya ada agenda besar politik di balik isu ijazah palsu, pemakzulan,” ucap Jokowi.
Baca Juga: Jokowi Buka Suara: Ada Agenda Politik Besar di Balik Isu Ijazah Palsu dan Pemakzulan Gibran
Ia meyakini ada upaya sistematis untuk merusak reputasi dan warisan yang telah ia bangun selama memimpin Indonesia.
“Perasaan politik saya mengatakan ada agenda besar politik untuk menurunkan reputasi politik untuk men-downgrade,” katanya.
Meski demikian, Jokowi mengaku tidak gentar dan menganggap dinamika politik seperti ini sebagai hal yang biasa ia hadapi.
“Buat saya biasa-biasa saja. Termasuk itu (pemakzulan). Isu ijazah palsu, pemakzulan Mas Wapres saya kira ada agenda besar politik,” ujar Jokowi lagi.