Menteri P2MI Dorong Anak Muda Jadi Pekerja Migran, Tapi Harus Hormati Budaya Orang

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 16 Juli 2025 | 23:40 WIB
Menteri P2MI Dorong Anak Muda Jadi Pekerja Migran, Tapi Harus Hormati Budaya Orang
Menteri P2MI Abdul Kadir Karding mendorong generasi muda untuk menjadi pekerja migran.[Suara.com/Alfian Winanto]

Suara.com - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding mendorong generasi muda untuk tidak takut menjadi pekerja migran, agar bisa mencari nafkah sembari belajar dan menambah pengalaman hidup.

Ia mengatakan dengan bekerja di negara lain, tidak hanya pendapatan yang diperoleh tetapi juga pelajaran serta pengalaman. Meski demikian ia mengingatkan, pentingnya memahami serta menghormati budaya setempat.

"Bekerja di luar negeri itu ibarat kuliah sambil dibayar. Ilmunya bertambah, pengalaman dan teman baru didapat, dan tentu saja gajinya jauh lebih besar dibanding di dalam negeri," ujar Karding saat memberikan kuliah umum di Universitas Islam Riau (UIR), pada Rabu, (16/7/2025).

Menurut Karding, menjadi pekerja migran bukan hanya soal mencari penghasilan besar, tetapi juga soal memperkaya pengalaman hidup.

Ia mencontohkan gaji perawat di Jepang yang bisa mencapai Rp25 juta per bulan, sementara di Jerman bahkan bisa mencapai Rp30–50 juta. Peluang serupa, kata dia, juga terbuka di sektor industri, perikanan, hingga hospitality.

Meski menjanjikan, Menteri Karding mengingatkan pentingnya menjaga sikap dan etika saat bekerja di negara tujuan.

"Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Kita harus bisa menyesuaikan diri, menghormati budaya setempat, patuh aturan, dan membawa nama baik Indonesia," katanya.

Ia juga menyoroti pentingnya penguasaan bahasa asing secara praktis, bukan sekadar hafalan.

"Bahasa itu kunci utama. Kalau tidak menguasai, bisa memicu kesalahpahaman dengan atasan dan rekan kerja," jelasnya.

Baca Juga: Pahlawan Devisa atau Korban Kebijakan? Kritik Saran Kerja ke Luar Negeri

Selain kemampuan teknis dan bahasa, Menteri Karding juga mengingatkan pentingnya perencanaan keuangan. Ia menilai, banyak pekerja migran yang gagal menikmati hasil jerih payah karena gaya hidup keluarga yang berubah drastis.

"Orang kaya itu bukan yang bergaji besar, tapi yang bisa mengelola keuangannya dengan bijak. Jangan sampai kerja keras bertahun-tahun justru habis begitu saja," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Kementerian P2MI juga menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Universitas Islam Riau. Kerja sama itu ditandatangani langsung oleh Menteri Karding dan Rektor UIR, Admiral.

Nota kesepahaman itu mencakup penguatan edukasi, pelatihan, dan pendampingan bagi calon pekerja migran.

Melalui kerja sama itu, Karding berharap generasi muda Indonesia bisa menjadi tenaga kerja profesional dan bermartabat di kancah internasional.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI