Suara.com - Tawuran antar kelompok remaja kembali terjadi di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pada Rabu (16/7/2025).
Kerusuhan itu terjadi di dekat Apartemen Green Pramuka City dan menyebabkan kerusakan hingga penjarahan properti toko.
Menanggapi hal ini, Ketua Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta, William Aditya Sarana mempertanyakan efektivitas kebijakan-kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menangani persoalan sosial tersebut, terutama yang melibatkan remaja.
“Sudah berbagai cara ditempuh oleh Pemprov DKI, tapi itu semua ternyata belum berhasil mencegah tawuran terjadi. Bentrokan antarkelompok yang terutama di kalangan remaja itu terus terulang kembali dari waktu ke waktu,” ujar William, Jumat (18/7/2025).
William menyoroti sederet program yang telah digagas oleh Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, seperti kegiatan ‘Manggarai Bershalawat’ hingga pembukaan taman 24 jam yang ditujukan untuk menampung aktivitas remaja.
“Mulai dari ‘Manggarai Bershalawat’ sampai dengan upaya mendorong para remaja melakukan kegiatan-kegiatan positif seperti di taman-taman telah dilakukan," ujar William.
"Mas Pram melaksanakannya sebagai cara ‘tersendiri’ untuk menghadapi permasalahan sosial berupa tawuran. Akan tetapi, itu terbukti belum berhasil mengentaskan masalah tersebut,” tambahnya.
Melihat program yang sudah berjalan belum membuahkan hasil signifikan, William mendorong Pemprov DKI untuk mempertimbangkan pendekatan yang lebih tegas.
Ia menyinggung kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang sempat mengirim anak-anak bermasalah ke barak militer sebagai bentuk pembinaan karakter.
Baca Juga: Hiburan Rakyat Pesta Pernikahan Putra Dedi Mulyadi Berujung Maut, 1 Polisi dan 2 Warga Tewas
“Kita tahu kalau Mas Pram memiliki pandangan yang berbeda dengan Dedi Mulyadi di Jawa Barat. Akan tetapi, langkah ekstremnya dengan mengirimkan anak-anak nakal ke barak militer mungkin perlu dipertimbangkan,” ucap William.
“Terlebih, sudah ada bukti nyata bahwa anak-anak yang mendapatkan pembinaan itu menunjukkan perubahan sikap setelah pulang ke rumahnya masing-masing. Bisa jadi ini lah solusi yang sedang dicari oleh DKI Jakarta untuk akhirnya mengentaskan tawuran sekali dan selamanya,” pungkasnya.