Mulai dari meme di media sosial hingga tulisan-tulisan satir di belakang badan truk.
Rocky mencontohkan salah satu tulisan yang viral, yang berbunyi, "Dari Solo ke Pasar Pramuka, Plongo2 dan Suka Dusta".
Sindiran pedas ini merujuk langsung pada dugaan liar yang menyebut ijazah Jokowi dicetak ulang di Pasar Pramuka, sebuah kawasan di Jakarta yang dikenal sebagai pusat percetakan.
“Semakin hari status kenegarawanan mantan presiden itu hilang. Akhirnya dibuat olok-olok di media sosial, dilukis dalam bentuk satire atau bahan candaan di belakang truk," kata Rocky.
Tekanan Psikologis dan Gejala Psikosomatik
Lebih jauh, Rocky menilai tekanan yang dihadapi Jokowi kini tidak lagi sebatas urusan politik, tetapi sudah bersifat sangat personal.
Serangan yang bertubi-tubi ini, menurutnya, berdampak langsung pada kondisi psikologis dan bahkan kesehatan fisik Jokowi.
Tekanan tersebut diperparah dengan masalah hukum yang mengepung lingkaran keluarganya.
Di satu sisi, menantunya, Bobby Nasution, tengah diselidiki oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Baca Juga: Kemenangan Telak 65 Persen Beri Mandat Mutlak, Tapi Sisakan Pekerjaan Rumah Bagi Kaesang
Di sisi lain, putra sulungnya yang kini menjabat sebagai Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka, terus menghadapi dorongan pemakzulan dari berbagai pihak.
Situasi ini, kata Rocky, menciptakan sebuah kepungan psikologis yang sempurna.
“Jadi semua soal ini sudah mengepung psikologi Jokowi dan itu yang terlihat mungkin gejala psikosomatik pada tubuhnya. Lalu orang mulai menduga akan ada satu problem lebih besar lagi di dalam dinasti Jokowi," pungkasnya.
Analisis Rocky Gerung ini melukiskan gambaran suram tentang warisan politik Jokowi, di mana citra yang dibangun selama satu dekade kekuasaan kini terancam runtuh oleh isu personal dan masalah yang melingkupi dinasti politiknya.