Suara.com - Ketika musisi rock legendaris bertemu dengan mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), percakapan tentang penyakit kronis bangsa, korupsi, menjadi lebih dari sekadar keluhan.
Ini menjadi sebuah diagnosis tajam yang menelanjangi betapa akutnya masalah tersebut di Indonesia.
Dalam podcast "Ruang Sahabat" di kanal YouTube Mahfud MD Official, Bimbim dan Ivanka Slank tidak datang dengan basa-basi.
Mereka membawa keresahan puluhan tahun yang ternyata masih relevan hingga hari ini, yang kemudian dibedah secara mendalam oleh Mahfud MD, mengungkap 'biang kerok' yang seringkali tak terlihat.
Sumpah Slank: Dari Orde Baru Hingga Kini, Korupsi Tak Berubah
![Bimbim dan Ivanka Slank di YouTube Mahfud MD Official. [YouTube]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/22/14536-slank-bimbim-dan-ivanka.jpg)
Bagi Slank, yang lahir dan besar sebagai suara perlawanan sejak era Orde Baru, pemandangan korupsi hari ini terasa begitu familier. Ivanka Slank, dengan nada yang tak bisa menyembunyikan kekecewaannya, menegaskan bahwa pertarungan mereka masih jauh dari kata usai.
"Masalah korupsi hingga kini masih sama dan Slank tidak akan lelah menyuarakannya," ujar Ivanka dengan lugas.
Pernyataan ini bukan sekadar kalimat. Ini adalah cerminan dari DNA Slank yang konsisten menjadikan musik sebagai senjata kritik sosial.
Mereka telah melihat rezim silih berganti, namun monster korupsi seolah menolak mati. Bimbim bahkan menegaskan peran musik mereka sebagai arsip zaman.
Baca Juga: Skandal Sritex Memanas! 8 Tersangka Baru Ditetapkan Kejagung, Kerugian Negara Triliunan Rupiah
"lagu-lagu Slank mencatat sejarah Indonesia dan perkembangannya," kata Bimbim di kesempatan lain.
Artinya, setiap lirik pedas tentang tikus-tikus berdasi yang mereka tulis puluhan tahun lalu, sayangnya, masih bisa dinyanyikan dengan relevansi penuh di tahun 2025. Ini adalah sebuah ironi yang menyakitkan, sekaligus menjadi bahan bakar bagi semangat perlawanan mereka.
Diagnosis Mahfud MD: 'Penyakit' Sistemik yang Menjerat Orang Baik
![Mahfud MD saat podcast bersama Slank. [YouTube]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/22/56429-mahfud-md.jpg)
Menanggapi suara lantang dari Slank, Mahfud MD tidak hanya mengamini. Ia memberikan perspektif dari dalam labirin kekuasaan, membedah mengapa korupsi begitu sulit diberantas. Menurutnya, masalahnya bukan hanya soal moralitas individu yang bobrok.
"Banyak orang baik yang terjebak dalam sistem korup ketika masuk ke dalam pemerintahan," jelas Mahfud MD.
Penjelasan ini membuka kotak pandora yang lebih besar: korupsi di Indonesia telah berevolusi menjadi masalah struktural dan sistemik.
Ini adalah sebuah 'penyakit' yang bisa menginfeksi siapa saja, bahkan mereka yang awalnya masuk dengan niat tulus untuk mengabdi.
Mahfud menunjuk akar masalah lain yang tak kalah krusial, yaitu ketimpangan penguasaan kekayaan dan lahan yang menjadi lahan subur bagi praktik culas.
Lalu, apa obatnya? Mahfud MD menawarkan resep yang tegas dan tanpa kompromi. Ia tak bicara soal program pencegahan yang normatif, melainkan langsung ke jantung persoalan.
"Prioritas untuk menyelamatkan bangsa adalah menegakkan hukum dan keadilan," tegasnya.
Bagi Mahfud, pedang keadilan yang tajam dan tak pandang bulu adalah satu-satunya vaksin yang bisa menyelamatkan Indonesia.
Ini adalah sebuah penegasan bahwa tanpa penegakan hukum yang kokoh, semua program anti-korupsi hanya akan menjadi pajangan.
Kolaborasi pemikiran antara Slank sebagai representasi suara moral publik dan Mahfud MD sebagai ahli hukum tata negara menunjukkan satu benang merah yang jelas.
Perlawanan terhadap korupsi membutuhkan dua sayap untuk bisa terbang: teriakan keras dari jalanan melalui seni dan keberanian palu hakim di ruang pengadilan. Pesan mereka bergema kuat, perjuangan ini tak boleh lelah, tak boleh menyerah.