"Tadi karena banyak sekali fakta yang tidak terlalu kuat untuk sampai pada satu motif misalnya motif bunuh dirikah, motif dibunuhkah atau motif karena yang bersangkutan melakukan suatu perbuatan seksual," kata Adrianus.
Teori-teori ini saling berbenturan dan tidak ada satu pun yang didukung oleh bukti kuat dan prakondisi yang meyakinkan penyidik.
Kondisi inilah yang diduga membuat Polri berada di persimpangan jalan, kesulitan untuk merumuskan kesimpulan akhir yang dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.
"Nampaknya belum ada prakondisi yang kemudian lalu membuat polisi yakin bahwa inilah motifnya gitu ya. Jadi pasti saling apa? Saling berbenturan begitu ya. Saya kira itu yang menyebabkan setelah 3 minggu ya itu apa penjelasan tentang sebab mati maupun motif kematian dari korban itu belum juga terselesaikan," pungkasnya.
Sementara publik terus bertanya-tanya, Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) dan Komnas HAM juga turut mengawasi jalannya penyelidikan ini.
Kompolnas menyebut penyidik telah menelusuri tiga lokasi kunci dan tinggal menunggu hasil autopsi mendalam untuk memperkuat kesimpulan.