Tips Memilih Asuransi Penyakit Kritis: 3 Detail Krusial yang Sering Terlewat

Muhammad Yunus Suara.Com
Jum'at, 25 Juli 2025 | 19:11 WIB
Tips Memilih Asuransi Penyakit Kritis: 3 Detail Krusial yang Sering Terlewat
ilustrasi memilih asuransi kesehatan

Suara.com - Di tengah kesadaran akan risiko kesehatan, asuransi penyakit kritis (CI) menjadi salah satu produk proteksi paling dicari.

Konsepnya sederhana dan sangat dibutuhkan: saat Anda terdiagnosis penyakit serius seperti kanker, stroke, atau serangan jantung, sejumlah besar uang tunai (lump sum) akan cair ke rekening Anda.

Dana ini bisa digunakan untuk apa saja—menutup biaya pengobatan yang tidak ditanggung asuransi kesehatan, mengganti pemasukan yang hilang, atau bahkan untuk biaya terapi alternatif.

Namun, dalam proses memilih, banyak calon nasabah terjebak pada dua hal: premi semurah mungkin dan jumlah penyakit yang ditanggung sebanyak mungkin.

"Pilih saja yang cover 100 penyakit," atau "Cari yang preminya paling ringan," adalah saran yang sering terdengar.

Padahal, ada tiga detail krusial dalam polis yang sering terlewatkan. Mengabaikannya bisa berarti polis yang Anda bayar bertahun-tahun menjadi sia-sia saat benar-benar dibutuhkan. Mari kita bedah satu per satu.

1. Masa Tunggu (Waiting Period): Kapan Proteksi Anda Benar-Benar Aktif?

Ini adalah "jebakan" pertama yang paling umum. Banyak yang mengira, begitu polis disetujui dan premi pertama dibayar, perlindungan langsung aktif 100%. Kenyataannya tidak demikian.

Apa itu Masa Tunggu?

Baca Juga: Benarkah Asuransi Kesehatan Syariah Lebih Murah? Ini Perbandingan Lengkapnya

Waiting period adalah periode waktu tertentu setelah polis aktif (biasanya 90 hari) di mana perusahaan asuransi belum akan menanggung klaim untuk penyakit kritis yang terdiagnosis.

Artinya, jika Anda terdiagnosis kanker pada hari ke-89 sejak polis aktif, klaim Anda kemungkinan besar akan ditolak.

Mengapa Ini Sering Terlewat?

Agen mungkin tidak menekankan hal ini, dan calon nasabah terlalu fokus pada manfaat utama. Istilah ini seringkali hanya tertulis dalam klausul polis yang jarang dibaca saksama.

Tujuannya adalah untuk mencegah orang yang sudah merasakan gejala atau curiga sakit untuk buru-buru membeli asuransi.

Tips Cerdas:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI