Suara.com - Misteri yang menyelimuti kematian diplomat muda, Arya Daru Pangayunan, kini memasuki babak baru yang lebih tajam dan penuh tanda tanya.
Praktisi hukum yang juga mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bambang Widjojanto (BW), menawarkan sebuah hipotesis yang gamblang dan mengerikan: Arya Daru adalah korban pembunuhan.
Dengan latar belakangnya yang kental di dunia investigasi, BW tidak sekadar berspekulasi. Ia membedah kasus ini dan mengidentifikasi setidaknya tiga motif potensial yang sangat kuat, yang semuanya mengarah pada kesimpulan bahwa kematian Arya bukanlah insiden biasa, melainkan sebuah rekayasa untuk membungkam sesuatu.
"Muncul kenapa ini kalau kalau hipotesisnya atau teorinya yang dikembangkan adalah dia dibunuh ya. Dengan yang tadi disebut dengan locker room itu karena kan pasti ada motif kan," ujar BW, mengawali analisisnya dikutip dari Youtube Bambang Widjojanto.
Misteri Rahasia Bernilai Tinggi dan Ponsel yang Dihilangkan
Motif pertama, menurut BW, adalah yang paling klasik dalam kasus-kasus berisiko tinggi: Arya Daru menyimpan sebuah rahasia.
Rahasia ini bukan sembarang informasi, melainkan sesuatu yang memiliki "nilai" dan dapat menimbulkan "dampak" besar jika terbongkar.
"Saya menemukan sebenarnya ada tiga, Pak. Motif yang pertama memang arya itu menyimpan rahasia. rahasia itu mempunyai nilai. Dan kalau itu dibongkar akan membuat dampak," jelasnya.
Kecurigaan ini diperkuat oleh fakta hilangnya ponsel milik korban. BW menegaskan, dalam konteks ini, kita harus mempertanyakan status hilangnya barang bukti krusial tersebut.
Baca Juga: Pasif dalam Kasus Diplomat Arya Daru, Jiwa Korsa Kemenlu Dipertanyakan
Ini bukan lagi sekadar soal teka-teki, melainkan dugaan kuat adanya power dynamic atau permainan kekuasaan untuk merekayasa situasi.
"Nah, hilangnya itu memang benar hilang atau dihilangkan. itu bagian yang pertama adalah makanya ada power dynamic itu kayak gitu ada rekayasa dugaannya seperti itu," tegas BW.
Mengendus Kejahatan dan Skandal Pejabat
Motif kedua bercabang menjadi dua kemungkinan yang sama-sama berbahaya. Pertama, Arya Daru mungkin sedang dalam proses menindaklanjuti sebuah tindak kejahatan. Kedua, dan ini yang paling sering terjadi, ia memiliki informasi sensitif mengenai perilaku atau skandal pejabat.
"Terus yang kedua dia sebenarnya mempunyai informasi lain yang mungkin dengan ini bisa dua nih Pak. bisa ada kejahatan yang lagi dia tindak lanjuti atau ada informasi penting mengenai kelakuan pejabat," paparnya.
BW menambahkan, pejabat yang dimaksud bisa berada di lingkungan internal Kementerian Luar Negeri atau institusi lain.