Logo Kota Salem dirancang oleh George Peabody pada 1839, hanya beberapa tahun setelah peristiwa Friendship dan aksi balasan militer AS.
Pemilihan figur Po Adam diyakini sebagai penghormatan atas keberanian dan persahabatannya.
Namun, kini narasi itu digugat. Sebagian warga Salem modern merasa tidak nyaman dengan representasi pria "asing" sebagai ikon kota, menganggapnya sebagai gambaran ketundukan dan stereotip usang.
Ironisnya, dalam catatan sejarah, Po Adam adalah sosok yang berdiri tegak, seorang pahlawan yang membuat pilihan berani, bukan figur yang tunduk.
Pertanyaannya, apakah menghapus Po Adam dari logo justru akan menghilangkan jejak penting hubungan sejarah Aceh dan Amerika?
Kabar baiknya, proses evaluasi ini akan berjalan panjang dan terbuka. Gugus Tugas Logo Kota (City Seal Task Force) akan mengadakan diskusi publik, konsultasi dengan sejarawan, dan presentasi hingga September 2026.
Pemerintah Kota Salem bahkan menyediakan formulir daring bagi siapa saja yang ingin menyumbangkan pandangan mereka mengenai masa depan lambang bersejarah ini.