Kehilangan itu membuatnya hampa. Ia menyerahkan semua asetnya, termasuk yayasan pendidikan yang ia kelola, kepada kerabatnya dan pergi tanpa tujuan.
"Dari situ kebetulan di rumah ada yayasan pendidikan, saya pasrahkan ke saudara-saudara angkat. Saya keluar (rumah)," ujarnya.
Selama tiga bulan, ia mengaku kehilangan arah namun tetap berpegang pada satu hal.
"Sempat berapa bulan saya enggak kepikiran apa-apa waktu itu, hilang rasa selama tiga bulan. Hanya satu yang saya ini, tetap salat. Kalau protes (ke Tuhan) sih enggak," katanya.
Hingga akhirnya, ia mengaku mendapat semacam 'bisikan' gaib yang menuntunnya untuk pergi ke Demak, tempat ia menemukan ketenangan di kolong jembatan hingga hari ini.
"Saya dapat (bisikan bertemu sosok gaib), ada bayangan (bilang) 'kamu di rumahku aja, aku (di) Kadilangu'," imbuhnya.