Suara.com - Misteri yang menyelimuti kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan, semakin dalam.
Meskipun Polda Metro Jaya dalam konferensi pers pada Selasa, 29 Juli 2025, telah menyebutkan bahwa Arya meninggal akibat bunuh diri, pihak keluarga dengan tegas menolak kesimpulan tersebut.
Penolakan ini membuka babak baru dalam kasus yang menyita perhatian publik, terutama di kalangan generasi muda yang mengikuti perkembangan isu ini.
Pihak keluarga, melalui kakak ipar almarhum, Meta Bagus, menyuarakan sejumlah kejanggalan dan fakta yang menurut mereka mementahkan teori bunuh diri.
Bagi mereka, Arya Daru adalah sosok yang jauh dari citra individu yang putus asa.
Fakta-Fakta Versi Keluarga yang Menolak Teori Bunuh Diri
Keluarga Pangayunan meyakini ada sisi lain dari cerita yang belum terungkap.
1. Paradoks Kepribadian Arya Daru.
"Bagi kami, Daru bukan hanya seorang diplomat atau aparatur negara. Ia adalah anak, suami, kakak, adik, dan sahabat yang kami sayangi," ungkap Meta dikutip Kamis (31/7/2025).
Baca Juga: Pesan WA Terakhir Diplomat Arya Daru Sempat Salah Kirim, Terkirim ke Istri?
Keluarga secara konsisten menggambarkan Arya sebagai pribadi yang berdedikasi, penuh semangat, dan memiliki kepedulian tinggi terhadap orang lain.
Gambaran ini sangat kontras dengan narasi kepolisian tentang seseorang yang mengalami depresi hingga mengakhiri hidupnya secara tragis.
2. Tidak Ada Tanda-Tanda Depresi atau Beban Kerja.
Menurut Meta Bagus, semasa hidupnya, almarhum tidak pernah sekalipun bercerita mengenai beban kerja yang mengarah atau memicu depresi.
Hal ini menjadi salah satu keraguan terbesar keluarga, karena tidak ada motif atau pemicu jelas yang bisa mereka terima sebagai alasan tindakan fatal tersebut.
3. Keyakinan pada Keadilan.