Suara.com - Tiang bendera di depan rumah kini menjadi medan pertempuran ideologi baru.
Di satu sisi, Sang Saka Merah Putih berkibar sakral, simbol perjuangan dan kedaulatan. Tepat di sampingnya, sebuah bendera hitam tengkorak bertopi jerami, one piece ikut menari diembus angin.
Pemandangan ini telah memecah belah ruang digital dan memantik sebuah debat sengit, apakah ini bentuk kritik sosial yang cerdas dari generasi baru, atau sebuah tanda lunturnya rasa nasionalisme?
Fenomena viral bendera One Piece ini lebih dari sekadar tren.
Ia adalah cermin dari benturan dua cara pandang yang fundamental.
Tidak ada jawaban yang mudah, karena kedua kubu memiliki argumen yang sama-sama kuat. Mari kita bedah posisi masing-masing dalam debat yang membara ini.
Kubu Kritis: "Ini Simbol Perlawanan, Bukan Pengkhianatan"
Bagi mereka yang dengan bangga mengibarkan Jolly Roger Topi Jerami, tindakan ini bukanlah serangan terhadap negara.
Sebaliknya, ini adalah ekspresi cinta pada negara dengan cara yang berbeda: dengan mengkritik apa yang salah di dalamnya. Argumen mereka berdiri di atas tiga pilar utama:
Baca Juga: 7 Alasan Ini Bikin Bendera One Piece Layak Berkibar di Samping Merah Putih?
Simbolisme Anti-Tirani yang relevan, di mana mereka melihat dunia One Piece sebagai cerminan realitas.
Kelompok Topi Jerami melawan Pemerintah Dunia yang korup dan Kaum Naga Langit (Tenryuubito) yang sewenang-wenang.
"Mengibarkan bendera ini bukan berarti kami anti-Indonesia," tulis seorang pengguna di X.
"Ini berarti kami anti pada 'Tenryuubito' versi dunia nyata, siapapun mereka."
Kebebasan Berekspresi di Negara Demokrasi: Inti dari kemerdekaan adalah kebebasan.
Ini termasuk kebebasan untuk menyuarakan ketidakpuasan.