Panggung Hukum Dikuasai Aktor Bayangan? Feri Amsari Beri Petunjuk

Denada S Putri Suara.Com
Minggu, 03 Agustus 2025 | 18:44 WIB
Panggung Hukum Dikuasai Aktor Bayangan? Feri Amsari Beri Petunjuk
Ilustrasi hukum (Pixabay)

Suara.com - Kecurigaan publik soal dugaan politisasi hukum dalam perkara yang menjerat Hasto Kristiyanto dan Thomas Lembong mendapat penguatan dari akademisi hukum tata negara Universitas Andalas, Feri Amsari.

Ia menyebut bahwa kecurigaan semacam itu masuk akal mengingat dinamika kekuasaan dan potensi adanya kekuatan tersembunyi yang sedang bermain di balik layar.

Menurut Feri, perhatian publik terhadap kasus ini tak bisa dilepaskan dari peran sentral presiden dalam pemberian amnesti maupun abolisi.

Dalam konteks hukum tata negara, hak tersebut memang melekat sebagai hak prerogatif presiden. Namun, pilihan presiden dalam menggunakan hak tersebut kini menimbulkan tanya.

Hal itu Feri sampaikan saat berdialog di KompasTV, Sabtu, 2 Agustus 2025.

“Wajar saja publik menilai begitu ya, karena konstruksi Pasal 14 ayat 2 Undang-Undang Dasar itu, soal amnesti dan abolisi, memang itu adalah hak prerogatif presiden,” kata Feri dikutip Minggu, 3 Agustus 2025.

Lebih jauh, Feri menyebut bahwa dalam praktiknya, amnesti biasanya diberikan untuk pelaku kejahatan politik seperti makar atau pemberontakan, bukan dalam perkara pidana umum seperti yang menjerat Hasto.

Hal ini membuat wacana pemberian amnesti terhadap Sekjen PDIP itu sarat nuansa politis.

“Kalau diduga itu berkaitan dengan kepentingan presiden saat ini, agak berat ya, kenapa dia berikan amnesti kalau dia adalah pelaku rekayasanya. Pasti ada kekuatan lain yang sedang mengatur permainan seperti itu,” ujarnya, mengisyaratkan adanya kekuatan lain yang lebih besar.

Baca Juga: Bukan Cuma Hasto, Ini 3 Alasan Megawati Menangis di Podium Kongres PDI Perjuangan

Kesan kuatnya kendali kekuasaan di balik proses hukum juga ia temukan dalam perkara Tom Lembong.

Feri melihat bahwa penanganan kasus tersebut, khususnya di tingkat pertama pengadilan, dipenuhi dengan kejanggalan.

“Kebetulan publik melihatnya kacau betul konstruksi dalam kasus di PN (Pengadilan Negeri), di tingkat pertama. Dugaan memang aktor yang sama sedang bergerak karena kebetulan dua orang ini berbeda pandangan terutama dengan Pak Presiden Jokowi ketika itu,” ungkapnya.

Namun saat ditanya siapa aktor kuat yang diduga mengatur permainan ini, Feri memilih jawaban simbolik.

Ia tidak menyebut nama, tetapi memberi petunjuk dalam bentuk lelucon yang menyentil imajinasi publik.

“Ini karena banyak nomor tujuhnya, mungkin David Beckham dan Eric Cantona ya. Siapa pun yang nomor punggungnya tujuhlah,” ucapnya sembari bercanda, meninggalkan misteri besar bagi publik untuk menafsirkannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI