Suara.com - Rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membangun Taman Bendera Pusaka yang mengintegrasikan tiga taman besar di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, menghadapi kendala.
Puluhan pedagang di Pasar Barito masih menolak untuk direlokasi meskipun tenggat waktu telah lewat pada 3 Agustus 2025.
Wali Kota Jakarta Selatan, M Anwar, menyatakan bahwa dari total 118 pedagang, lebih dari 50 di antaranya masih bertahan.
"Kurang lebih masih ada sekitar 50 lebih ya (pedagang yang masih bertahan), dari total sekitar 118 ya. Yang sudah kosong sekitar 29 kios," ujar Anwar di Balai Kota, Rabu (6/8/2025).
Pemprov DKI sebenarnya telah menyiapkan solusi relokasi sementara bagi para pedagang ke 10 pasar yang dikelola oleh Perumda Pasar Jaya.
Selain itu, pemerintah juga menjanjikan lokasi permanen yang lebih modern di Sentra Fauna Jakarta, Lenteng Agung, yang akan dibangun di atas lahan seluas 7.500 meter persegi.
Anwar menegaskan bahwa pendekatan yang dilakukan pemerintah adalah persuasif dan santun, sesuai arahan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung.
"Kita kan enggak bisa ngambil kebijakan tanpa izin pimpinan. Pak Gubernur mau itu cara baik-baik, cara santun. Jadi kita bukan menertibkan, penataan kawasan," katanya.
Namun, ia juga menduga ada pihak luar yang memprovokasi para pedagang untuk bertahan.
Baca Juga: Pengganti Pasar Barito, Pemprov DKI Bakal Bangun Sentra Fauna Jakarta di Lenteng Agung
Meskipun penolakan masih terjadi, Pemprov DKI Jakarta tetap akan melanjutkan rencana pembangunan.
Acara peletakan batu pertama atau groundbreaking Taman Bendera Pusaka dijadwalkan pada Jumat (8/8/2025).
Anwar memastikan lokasi groundbreaking tidak berada di area pedagang yang masih bertahan, sehingga tidak akan mengganggu jalannya acara.
"Kalau pedagang tetap ada, Jumat tetap (groundbreaking) jalan. Kan kita groundbreaking enggak mengganggu. Groundbreaking sebelah mana, pedagang sebelah mana, enggak masalah," jelas Anwar.
Konsep dan Fasilitas Taman Bendera Pusaka
Proyek Taman Bendera Pusaka ini akan menyatukan Taman Langsat, Taman Ayodya, dan Taman Barito (atau Taman Leuser menurut beberapa sumber) menjadi satu ruang terbuka hijau yang terintegrasi.