Kronologi Trump Bertemu Vladimir Putin, Kini Minta Ukraina Segera 'Mengalah'

M Nurhadi Suara.Com
Selasa, 19 Agustus 2025 | 07:15 WIB
Kronologi Trump Bertemu Vladimir Putin, Kini Minta Ukraina Segera 'Mengalah'
Donald Trump [Instagram/realDonaldTrump]

Suara.com - Isu perang Rusia dan Ukraina kembali menjadi sorotan setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, membuat pernyataan kontroversial di platform media sosialnya. Pernyataan ini Ia sampaikan tidak lama setelah pertemuan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Pada hari Minggu (17/8/2025) awal pekan ini, Trump secara tegas mendesak Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk segera mencapai penyelesaian damai dengan Rusia, mengklaim bahwa Zelensky "bisa mengakhiri perang dengan Rusia hampir seketika, jika ia mau, atau ia bisa terus bertempur."

Pernyataan ini muncul di tengah ketegangan yang meningkat menjelang pertemuan pertama antara kedua pemimpin tersebut di Gedung Putih, Washington D.C.

Pertemuan ini sebelumnya dilaksanakan pada hari Senin (18/8), di mana Zelensky tidak datang sendiri, melainkan membawa serta sejumlah pemimpin Eropa penting.

Rombongan ini mencakup Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Friedrich Merz, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Presiden Finlandia Alexander Stubb, dan Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte.

Kehadiran para pemimpin Eropa ini di Washington D.C. menunjukkan kesatuan dukungan mereka untuk Zelensky, meskipun ada kritik terhadap pendekatan Trump dalam menyelesaikan konflik.

Rencana Damai Trump dan Dukungan Putin

Desakan Trump untuk mengakhiri perang secara cepat ini bukan tanpa alasan. Sebelumnya, ia mengadakan pertemuan puncak dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska. Pertemuan tersebut, menurut laporan seorang sumber kepada AFP, menghasilkan sebuah proposal damai yang didukung oleh Putin.

Presiden Rusia, Vladimir Putin (x.com)
Presiden Rusia, Vladimir Putin (x.com)

Rencana kontroversial tersebut, yang juga dilaporkan oleh The New York Times dan The Financial Times, mengusulkan agar Rusia mengambil kendali penuh atas dua wilayah Ukraina yang dikuasainya, yaitu Donetsk dan Luhansk, yang secara kolektif dikenal sebagai Donbas.

Baca Juga: CEK FAKTA: Iran Gelar Sayembara Bunuh Trump dan Netanyahu?

Selain itu, Putin juga mengusulkan agar garis depan dibekukan di dua wilayah lain yang hanya sebagian dikuasai Moskow.

Seorang utusan AS pada Minggu (17/8/2025) lalu juga mengisyaratkan adanya "kemajuan besar pada Rusia," yang diduga merujuk pada kesediaan Putin untuk mempertimbangkan pakta keamanan mirip NATO bagi Ukraina.

Trump sendiri mengamini hal ini dengan mengunggah sebuah pesan di platform Truth Social-nya, "KEMAJUAN BESAR PADA RUSIA. TUNGGU BERITANYA!"

Meski Trump menyoroti kemajuan ini, proposal damai yang ia dukung secara de facto berarti Ukraina harus menyerahkan wilayahnya kepada Rusia.

Pendekatan ini bertentangan dengan tuntutan gencatan senjata yang sebelumnya diusung, dan kini beralih ke upaya untuk kesepakatan damai permanen.

Zelensky Menolak Konsesi Teritorial

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI