Sebut OMC Akan Reguler Dilakukan, Pratikno: Sekali Bencana Resiko Kerugiannya Jauh Lebih Besar

Selasa, 19 Agustus 2025 | 11:54 WIB
Sebut OMC Akan Reguler Dilakukan, Pratikno: Sekali Bencana Resiko Kerugiannya Jauh Lebih Besar
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno. (Suara.com/Lilis)

Suara.com - Pemerintah memastikan langkah antisipasi bencana banjir terus dilakukan dengan melibatkan koordinasi lintas lembaga.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menyampaikan bahwa operasi modifikasi cuaca masih terus dilakukan sebagai upaya pencegahan banjir.

Ia menjelaskan, operasi modifikasi cuaca dilakukan secara reguler dengan mempertimbangkan perkembangan cuaca harian.

"Modifikasi cuaca itu untuk mengalihkan resiko hujan berlebihan di satu tempat yang berisiko, diturunkan di laut. Kita tetap reguler lakukan, melihat perkembangan cuaca untuk meminimalisir resiko. Karena sekali bencana resikonya kerugiannya jauh lebih besar," kata Pratikno ditemui di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Selasa (19/8/2025).

Pratikno menambahkan, mitigasi bencana menjadi prioritas untuk menekan potensi kerugian yang lebih besar. Sehingga, koordinasi rutin dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus dilakukan.

"Kita sudah koordinasi terus dengan BMKG dan juga BNPB untuk mengurangi resiko banjir. Karena itu di beberapa tempat kalau sudah berisiko kita juga tetap melakukan modifikasi cuaca," ujarnya.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah pada hari ini, Selasa (19/8).

Meski lebih dari separuh wilayah Indonesia, sekitar 57 persen, masih berada pada periode musim kemarau, intensitas hujan lebat bahkan ekstrem tetap bisa terjadi.

BMKG menyebut kondisi atmosfer saat ini dipengaruhi kombinasi faktor skala global, regional, dan lokal.

Baca Juga: Jakarta Kembali Dikepung Banjir, Satu RT di Jakbar dan Jalan Ciledug Raya Terendam 30 Cm

Interaksi antar gangguan atmosfer tersebut membuat udara tetap labil dan memicu pertumbuhan awan konvektif yang berpotensi menghasilkan hujan.

“Kondisi ini berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas bervariasi, mulai dari ringan hingga sangat lebat, bahkan bisa disertai petir dan angin kencang,” tulis BMKG dalam rilis resminya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI