Sesaat setelah foto itu muncul, Husain mengumumkan pembatalan demo lanjutan yang rencananya digelar pada 25 Agustus 2025 nanti.
Alasannya, ia merasa gerakan tersebut telah ditunggangi kepentingan politik dan melenceng dari tujuan awal.
"Kayak-kayak ditunggangi politik. Kalau saya dari awal real (nyata) dari masyarakat. Makanya saya memilih membatalkan, ketimbang saya hanya jadi jembatan dan ditunggangi politik," ujar Husain.
Husain mengonfirmasi telah berkomunikasi langsung dengan Sudewo melalui panggilan video dan merasa aspirasinya telah diterima.
Ia pun menyatakan telah berdamai dan tidak lagi mendorong pemakzulan.
Perjuangan Kandas atau Babak Baru Politik Pati?
Manuver Bupati Sudewo yang "menghilang" lalu muncul kembali dengan merangkul salah satu figur kunci perlawanan akankah memecah soliditas gerakan massa?
Langkah ini efektif meredam rencana demo lanjutan dan mengubah narasi dari "musuh bersama" menjadi "dialog konstruktif".
Namun, pertanyaan besar tetap menggantung. Apakah perjuangan rakyat Pati telah kandas? Bagaimana nasib Pansus Hak Angket yang telah dibentuk DPRD?
Apakah langkah damai ini mampu memulihkan kepercayaan publik yang telah terkikis, atau justru dianggap sebagai cara licik untuk melumpuhkan kekuatan oposisi?
Baca Juga: Isu Damai Ditepis, Korlap Aliansi: Hilang Satu Tumbuh Seribu! Pelengseran Bupati Pati Jalan Terus
Publik kini menanti, apakah ini akhir dari tuntutan pemakzulan, atau hanya sebuah jeda sebelum babak baru dimulai.
Bagaimana menurut Anda? Apakah ini akhir dari tuntutan pemakzulan Bupati Sudewo, atau hanya strategi sementara?
Bagikan pendapat Anda di kolom komentar di bawah ini dan ikuti terus perkembangan beritanya!