Suara.com - Wacana munculnya gerbong khusus perokok di kereta api sempat jadi sorotan publik.
Ide tersebut pertama kali disampaikan anggota DPR Fraksi PKB, Nasim Khan, yang menilai banyak penumpang kereta merupakan perokok aktif sehingga sebaiknya diberi ruang tersendiri.
Namun, usulan itu langsung menuai pro-kontra. Salah satu yang menolak tegas adalah Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Menurutnya, gerbong merokok tidak sejalan dengan program prioritas pemerintah, terutama di bidang kesehatan.
"Ini kan program di sektor kesehatan sudah jelas program-programnya. Ada cek kesehatan gratis, ada pemberantasan stunting, di Kemenkes juga ada pembangunan rumah sakit-rumah sakit baru," kata Gibran dalam keterangannya belum lama ini.

Selain tidak sinkron dengan visi Presiden Jokowi, Gibran mengingatkan bahwa transportasi umum memang masuk kategori kawasan bebas rokok.
Aturan tersebut tercantum dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024, hingga Surat Edaran Nomor 29 Tahun 2014 tentang larangan merokok di sarana angkutan umum.
"Sekali lagi, untuk bapak, ibu anggota DPR yang terhormat, saya mohon maaf, ini masukannya kurang sinkron dengan program dari Bapak Presiden," tegas anak sulung Presiden Jokowi tersebut.
Meski begitu, Gibran menekankan semua masukan tetap akan ditampung PT KAI untuk peningkatan pelayanan ke depan. Hanya saja, dia menyebut ada skala prioritas yang lebih penting.
Baca Juga: PT KAI Tegas Tolak Usulan Nasim Khan Soal Gerbong Smoking, Kereta Tetap Bebas Asap Rokok
Alih-alih gerbong merokok, Gibran justru menyarankan adanya fasilitas tambahan untuk kelompok rentan, seperti ibu hamil, balita, lansia, hingga penyandang disabilitas.

"Jika ada ruang fiskal, ya kalau pendapat saya pribadi, lebih baik diprioritaskan untuk misalnya ibu hamil, ibu menyusui, balita, lansia, kaum difabel," tuturnya.
Gibran bahkan mengusulkan agar KAI mempertimbangkan ruang laktasi di dalam kereta. Menurutnya, fasilitas tersebut akan jauh lebih bermanfaat ketimbang gerbong khusus perokok.
"Jadi misalnya ada ruang laktasi di gerbongnya, mungkin toiletnya, kamar mandinya bisa dilebarkan sehingga ibu-ibu bisa mengganti popok bayi dengan lebih nyaman. Saya kira itu lebih prioritas," ucap Gibran.
"Ini nanti tergantung dengan kekuatan fiskal yang ada di internal KAI," tambahnya.
Sebagaimana diketahui, usulan dibuat satu gerbong khusus perokok di kereta api disampaikan Nasim Khan dalam rapat Komisi VI DPR bersama PT KAI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu, 20 Agustus 2025 lalu.