Bubarkan DPR Salah Alamat? Ini Pihak yang Seharusnya Bertanggung Jawab

Selasa, 26 Agustus 2025 | 21:45 WIB
Bubarkan DPR Salah Alamat? Ini Pihak yang Seharusnya Bertanggung Jawab
Personel polisi menghalau massa yang berunjuk rasa di Jalan Letjen S Parman, tepatnya di depan Gedung DPR, Jakarta, Senin (25/8/2025). [ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/rwa]

Suara.com - Partai politik menjadi pihak yang paling bertanggung jawab atas kinerja buruk Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Pernyataan tersebut disampaikan Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus, yang menilai bahwa tuntutan DPR dibubarkan dalam aksi di depan Kompleks Gedung Parlemen pada Senin (25/8/2025) salah alamat. 

Karus menilai kekecewaan publik sebenarnya bukan ditujukan kepada DPR secara lembaga, melainkan kepada individu-individu yang mengisinya.

Menurutnya, jika ada yang harus 'dibubarkan', maka itu adalah orang-orangnya, bukan institusinya.

"Jadi kalau mau mencari pihak yang harus disalahkan untuk banyak hal dari DPR yang mengecewakan publik ya mereka adalah para anggota DPR itu. Dan yang paling berperan untuk kondisi anggota DPR kita sekarang adalah partai politik," kata Karus saat dihubungi Suara.com pada Selasa (26/8/2025).

Ia menegaskan bahwa partai politik merupakan pihak yang seharusnya dimintai pertanggungjawaban utama atas kinerja DPR selama ini.

Sebab, menurut Karus, karena partai politik yang menempatkan dan mengendalikan para legislator.

"Mestinya parpol-parpol yang anggotanya ada di DPR ini yang harus menjadi pihak utama yang kita mintakan pertanggungjawaban. Ketakberdayaan anggota DPR lebih banyak karena kuasa parpol yang mencengkeram mereka," tegasnya.

Dengan demikian, tuntutan pembubaran DPR sesungguhnya adalah pesan tersembunyi yang ditujukan langsung kepada partai politik.

Baca Juga: Ahmad Sahroni Dukung Polisi Tangkap Pendemo Anarkis DPR: Di Bawah Umur Saja Sudah Brengsek

"Jadi jika DPR dianggap pantas dibubarkan oleh publik, ya pesan sesungguhnya tertuju ke parpol yang banyak mendapatkan keuntungan dari keberadaan anggotanya di parlemen dan sekaligus menjadi pengendali anggota DPR," sambungnya.

Karus memandang, jika DPR dianggap tidak bisa berubah, maka lebih dari 90 persen persoalan utamanya berada di level partai politik.

Ia pun menutup analisisnya dengan sebuah pertanyaan retoris yang tajam.

"Jadi kenapa kita tak menuntut tanggung jawab parpol sebelum berteriak bubarkan DPR?" ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, aksi yang mengusung tuntutan 'Bubarkan DPR' terjadi di sejumlah daerah pada Senin (25/8/2025).

Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus. (Suara.com)
Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus menyatakan bahwa aksi bubarkan DPR salah alamat, seharusnya hal tersebut ditujukan kepada partai politik. (Suara.com)

Dalam aksi yang berlangsung di Jakarta, Kompleks Gedung Parlemen menjadi titik fokus aksi yang berlangsung sejak pagi dari massa gabungan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?