Reza menyebutkan, dokter di RS Ibnu Sina memastikan bahwa Dandi mengalami pengeroyokan.
Korban sempat menjalani operasi bedah kepala dan dirujuk ke RSUP Kemenkes CPI karena kondisinya semakin kritis.
"Jam satu malam, tingkat kesadarannya sudah paling rendah. Setelah operasi, sempat masuk ICU, tapi pagi jam sembilan dia meninggal," katanya dengan mata berkaca-kaca.
Menurut keterangan medis, Dandi mengalami pendarahan otak, retak pada tengkorak kepala, serta sejumlah lebam di tubuh. Dokter bilang kemungkinan dihantam besi.
"Keterangan dokter ada pendarahan besar di kepala, tengkorak kepala pecah. Tangannya lebam seperti terseret, mata juga lebam dan bengkak," tutur Reza.
Ia menambahkan, keluarga merasa firasat kepergian Dandi sudah lebih dulu datang. Sore sebelum kejadian, korban mengirim foto ke sang ayah untuk disimpan.
"Motornya dia cuci bersih, lalu kuncinya dikasih ke bapak. Dia bilang, ‘pakai saja, Pak’," ucapnya.
Bagi keluarga, Dandi dikenal sebagai sosok pekerja keras dan mandiri. Sejak lama ia membantu menopang ekonomi keluarga lewat profesinya sebagai ojek online.
Keluarga berharap polisi bisa mengusut tuntas kematian Dandi demi rasa keadilan untuk keluarga.
Baca Juga: Anies Baswedan Tersentuh Aksi Solidaritas Warga ASEAN, Ramai-Ramai Traktir Ojol di Jakarta
"Dia tidak pernah mengeluh. Tidak pernah menyusahkan orang lain. Mandiri dari dulu. Jadi kami berharap polisi bisa bantu usut kasus ini dan cari pelakunya," kata Reza dengan nada bergetar.
Ia juga berharap situasi bangsa segera membaik dan tidak ada lagi yang mengalami nasib serupa seperti yang dialami Dandi.
"Cukup saudara saya yang jadi korban. Jangan ada lagi Dandi-Dandi yang lain. Kasihan," ujarnya dengan nada bergetar.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing