Blunder ini mengubah total persepsi publik.
Momen yang seharusnya membangun citra Gibran sebagai pemimpin yang merakyat dan mau mendengar, justru berbalik menjadi bukti ketidakotentikan. Publik merasa dibohongi dan diremehkan.
Insiden "Ojol Sultan" ini menjadi pelajaran mahal bagi setiap politisi di era digital: jangan pernah meremehkan kekuatan investigasi kolektif dari "Netizen Konoha".
Karena di zaman sekarang, tidak ada detail sekecil apa pun yang bisa disembunyikan dari pengawasan publik.
Bagaimana menurut Anda?
Apakah ini murni sebuah kebetulan, atau bukti nyata adanya rekayasa untuk membangun citra?
Diskusikan di kolom komentar!