Nadiem Makarim Anak Siapa? Lahir dari Keluarga Antikorupsi, Kini Tersangka Kasus Laptop

Yazir F Suara.Com
Jum'at, 05 September 2025 | 18:31 WIB
Nadiem Makarim Anak Siapa? Lahir dari Keluarga Antikorupsi, Kini Tersangka Kasus Laptop
Nadiem Makarim Anak Siapa? Ngaku Lahir dari Keluarga Anti Korupsi (instagram)
Baca 10 detik
  • Nadiem Makarim jadi tersangka kasus pengadaan laptop Chromebook senilai Rp1,98 triliun
  • Ayah Nadiem adalah Nono Anwar Makarim, sosok aktivis 1966 yang dikenal luas di bidang hukum dan politik
  • Ibunda Nadiem adalah Atika Algadri Makarim, putri pejuang kemerdekaan Hamid Algadri.

Suara.com - Video lama yang menampilkan pernyataan Nadiem Anwar Makarim kembali ramai diperbincangkan publik.

Dalam video yang beredar, mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) dengan tegas menyatakan dirinya tidak akan pernah melakukan korupsi.

Pernyataan itu disampaikan ketika dia hadir dalam podcast bersama Deddy Corbuzier sebelum kasus dugaan korupsi laptop menyeret namanya.

Nadiem mengaku terkejut ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pengadaan laptop Chromebook senilai Rp1,98 triliun.

Dia menekankan bahwa sejak awal kementeriannya selalu meminta pendampingan Kejaksaan dalam setiap program besar.

Meski demikian, Nadiem tetap menyatakan siap bekerja sama penuh dengan aparat penegak hukum.

Dia menegaskan kepercayaannya pada proses hukum dan berjanji membantu aparat dalam pemeriksaan apapun.

Nadiem Makarim ditetapkan sebagai tersangka. (ANTARA/Bayu Prasetyo)
Nadiem Makarim ditetapkan sebagai tersangka. (ANTARA/Bayu Prasetyo)

Dalam podcast itu, Nadiem juga mengungkap latar belakang keluarganya yang menurutnya menjadi fondasi integritas.

Ayah Nadiem Makarim: Nono Anwar Makarim

Baca Juga: Tepis Analogi Hotman Paris, Eks Penyidik KPK Yakin Kejagung Punya Bukti Mens Rea Nadiem

Ayah Nadiem adalah Nono Anwar Makarim, sosok aktivis 1966 yang dikenal luas di bidang hukum dan politik.

Dia lahir di Pekalongan pada 25 September 1939 dan pernah menjadi bagian dari Angkatan 66 yang menentang rezim Orde Lama.

Setelah lulus dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Nono melanjutkan studi ke Harvard Law School dan meraih gelar doktor hukum.

Disertasinya berjudul Companies and Business in Indonesia yang memperlihatkan fokusnya pada tata kelola hukum bisnis di Indonesia.

Nono sempat menjadi anggota DPR Gotong Royong (DPR-GR) pada masa transisi politik Indonesia.

Selain itu, dia juga aktif menulis di berbagai media nasional dan dikenal sebagai intelektual yang kritis terhadap penyalahgunaan kekuasaan.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Mau notif berita penting & breaking news dari kami?