Lagi! Keracunan MBG di Cipongkor, Makan Bergizi Gratis Berujung Petaka, 631 Siswa Terkapar Massal

Bangun Santoso Suara.Com
Rabu, 24 September 2025 | 17:22 WIB
Lagi! Keracunan MBG di Cipongkor, Makan Bergizi Gratis Berujung Petaka, 631 Siswa Terkapar Massal
Foto sebagai ILUSTRASI keracunan MBG
Baca 10 detik
  • Sebanyak 631 siswa di Kecamatan Cipongkor, Bandung Barat, menjadi korban keracunan massal yang diduga kuat berasal dari program Makan Bergizi Gratis (MBG)
  • Tragedi ini terjadi dalam dua gelombang, yakni pada 22 September yang meracuni 411 siswa dan pada 24 September yang menimpa 220 siswa lainnya
  • Ratusan korban menunjukkan gejala serius seperti mual, muntah, sesak napas, hingga kejang

Suara.com - Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, dilanda tragedi kemanusiaan setelah program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang seharusnya menyehatkan justru berujung petaka. Total 631 siswa sekolah terkapar lemas setelah mengalami keracunan massal dalam dua gelombang kejadian yang terjadi pada 22 dan 24 September 2025.

Insiden terbaru yang meledak pada Rabu (24/9/2025) berasal dari dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kampung Pasirsaji, Desa Negladari. Ratusan siswa, termasuk dari SMK Karya Perjuangan, menjadi korban. Fasilitas kesehatan setempat sontak kewalahan menampung pasien yang terus berdatangan.

Dari informasi yang didapat, hingga pukul 13.00 WIB, jumlah korban dari gelombang kedua ini sudah mencapai angka yang mengkhawatirkan, dan diperkirakan akan terus bertambah.

"Sampai saat ini mungkin sudah sekitar 220 yang datang. Jumlahnya terus bertambah," kata Kepala Puskesmas Cipongkor, Yuyun Sarihotimah, di tengah kesibukan menangani pasien pada Rabu (24/9/2025).

Kejadian ini merupakan gelombang kedua dari mimpi buruk yang sama. Sebelumnya, pada Senin, 22 September 2025, insiden serupa telah merenggut kesehatan 411 orang siswa dari Desa Sirnagalih.

Meskipun sebagian telah diizinkan pulang, puluhan lainnya masih harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

"Keracunan MBG Desa Sirnagalih sampai saat ini tanggal 24 September 2025 pukul 07.15 WIB jumlahnya sudah mencapai 411 orang," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan, Kabupaten Bandung Barat, Lia N. Sukandar.

Data dari Dinas Kesehatan merinci penderitaan yang dialami para korban. Gejala yang muncul sangat beragam dan masif, menunjukkan tingkat keparahan keracunan. Tercatat 288 orang mengalami mual, 109 muntah, 159 pusing, 36 diare, 45 sakit kepala, 78 lemas, 100 sesak napas, 52 demam, 112 sakit perut, dan dua orang bahkan sampai mengalami kejang-kejang.

Untuk menangani lonjakan pasien, pemerintah daerah dan fasilitas kesehatan berjibaku memberikan pertolongan. Para korban tersebar di berbagai titik penanganan, mulai dari posko darurat hingga rumah sakit besar.

Baca Juga: KSP Qodari Ungkap 99% Dapur MBG Tanpa SLHS, Cuma 34 dari 8.583 yang Punya Izin Laik Higiene

Berikut rincian penanganan korban dari gelombang pertama per Rabu pagi:

  • Posko Puskesmas: Menangani 93 orang, seluruhnya dinyatakan sembuh.
  • RSUD Cililin: Menerima total 35 orang, dengan 16 pasien masih menjalani rawat inap dan 19 lainnya sudah dipulangkan.
  • Posko Kecamatan: Menangani 255 orang, di mana 15 orang masih dirawat dan 240 lainnya berobat jalan.
  • RSIA Anugrah: Merawat total 22 orang, dengan 10 pasien masih rawat inap dan 12 sudah pulang.
  • Klinik Permata Hati: Seluruh 6 pasien yang ditangani masih menjalani rawat inap.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI