- Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan kebanggaannya karena program Makan Bergizi Gratis (MBG) kini mendapat perhatian internasional, termasuk dari Rockefeller Institute.
- Ia menyebut Indonesia menjadi salah satu pelopor yang kini diikuti lebih dari 100 negara di dunia.
- Namun, di tengah apresiasi global, Prabowo menyesalkan masih adanya pihak di dalam negeri yang terus mencibir dan membesar-besarkan kekurangan program tersebut.
Suara.com - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mengungkapkan kebanggaannya atas pengakuan internasional terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG). Namun, ia juga tak luput menyinggung pihak-pihak yang dinilai selalu mencibir dan membesar-besarkan kekurangan program tersebut.
Prabowo menceritakan pengalamannya menerima delegasi dari Rockefeller Institute, sebuah lembaga yang telah ratusan tahun berkecimpung di bidang pangan dan program anti-kelaparan.
"Seminggu yang lalu saya menerima rombongan dari Rockefeller Institute yang sudah bekerja 100 tahun di bidang pangan, di bidang program anti kelaparan dan anti kemiskinan," ujar Prabowo dalam orasinya di Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI), Bandung, Jawa Barat, Sabtu (18/10/2025).
Delegasi tersebut, lanjut Prabowo, menyatakan bahwa program yang dijalankan Indonesia ini telah menjadi perhatian seluruh dunia.
Presiden menjelaskan bahwa saat program MBG ini dimulai, baru 77 negara yang melaksanakannya, dan Indonesia menjadi negara ke-78 atau ke-79 yang mengadopsi inisiatif serupa.
"Sekarang sudah ada 112 negara dan sebagian besar ikut contoh kita," tegas Prabowo.
Di tengah apresiasi global tersebut, Prabowo menyayangkan adanya segelintir pihak di dalam negeri yang terus-menerus melontarkan kritik negatif.
"Kita berani melakukan dan ada beberapa orang pintar, beberapa saja orang pintar atau orang yang menganggap dirinya pintar ya kan atau menganggap dirinya orang paling pintar di Indonesia yang selalu nyinyir... selalu mengejek program ini," sindirnya.
Prabowo mengakui bahwa program MBG, seperti halnya program besar lainnya, tidak sempurna dalam pelaksanaannya.
Baca Juga: Klaim Program MBG 99,99 Persen Berhasil, Prabowo Sebut Kasus Keracunan Siswa Dibesar-besarkan!
"Memang program ini tidak sempurna dalam pelaksanaan sampai sekarang ada beberapa ribu anak yang sakit perut keracunan makan," akuinya.
Namun, ia menyayangkan bagaimana insiden-insiden tersebut dibesar-besarkan seolah-olah program ini harus dihentikan secara keseluruhan.
"Tapi yang dibesarkan adalah keracunan seolah-olah program ini harus dihentikan," pungkasnya.