- Analis sebut masa depan politik Budi Arie suram usai ditolak Gerindra dan PSI.
- Dugaan keterkaitan kasus hukum menjadi penghalang utama bagi Budi Arie masuk partai politik.
- Organisasi relawan Projo dinilai sudah tidak relevan lagi untuk peta politik 2029.
Suara.com - Analis politik Hasyibulloh Mulyawan menyoroti masa depan politik Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, yang dinilainya berada di titik nadir. Penilaian ini muncul setelah Budi Arie ditolak bergabung oleh Partai Gerindra dan kini mendapat sinyal penolakan serupa dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Peluang Budi Arie untuk berlabuh di partai politik memang tampak semakin sempit. Wakil Ketua Umum PSI, Ronald A Sinaga (Bro Ron), secara tegas menyatakan bahwa partainya tidak memiliki tempat bagi pengkhianat Presiden Joko Widodo.
"Patron politik kita Jokowi. Yang pasti pengkhianat Jokowi tidak ada tempat di PSI," kata Bro Ron, Rabu (19/11/2025).
Ia menilai Budi Arie masuk kategori tersebut sejak menyatakan "Projo bukan Pro Jokowi".
Menurut Hasyibulloh Mulyawan, penolakan beruntun ini dapat dipahami karena partai politik akan sangat berhati-hati. Faktor utamanya adalah dugaan keterkaitan Budi Arie dengan persoalan hukum, khususnya kasus judi online di kementerian yang pernah ia pimpin.
"Pastinya partai politik akan lebih berhati-hati. Budi Arie tersandera kasus hukum, ini yang menjadi pertimbangan utama," ujar Hasyibulloh saat dihubungi, Jumat (21/11/2025).
Ia menambahkan, partai politik tidak akan mau mengambil risiko citranya tercoreng, karena hal itu akan berimplikasi langsung pada elektabilitas mereka menuju Pemilu 2029.
Lebih lanjut, Hasyibulloh juga menganalisis nasib organisasi relawan Projo yang menurutnya sudah tidak lagi relevan. Ia mendefinisikan Projo sebagai organisasi taktis yang dibentuk khusus untuk mendukung Jokowi saat pemilu.
"Dalam iklim demokrasi yang sehat, relawan itu hanya ada saat pemilu. Setelah itu, organisasi taktis semestinya bubar," jelasnya.
Baca Juga: Pohon Tumbang Lumpuhkan MRT, PSI Desak Pemprov DKI Identifikasi Pohon Lapuk: Tolong Lebih Gercep!
Ia pun memprediksi bahwa Projo kini sedang mendekati akhir dari masa hidup organisasinya karena sudah tidak lagi dibutuhkan dalam peta politik menuju 2029.
"Mungkin saat ini menjadi momentum Projo mendekati batas limitnya sebagai organisasi relawan, karena memang sudah tidak relevan lagi," pungkasnya.