Suara.com - Penasihat Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tri Tito Karnavian menegaskan bahwa kualitas manusia Indonesia berawal dari rumah tangga. Karena itu, anggota DWP perlu membangun fondasi keluarga yang harmonis sebagai dasar untuk berkontribusi lebih luas dalam organisasi maupun masyarakat, baik sebagai istri Aparatur Sipil Negara (ASN), ibu, maupun perempuan karier.
“Kalau ingin membangun lebih luas, harusnya kita bisa dulu membangun yang lebih kecil. Komponen bangsa ini yang terkecil adalah rumah tangga,” katanya pada Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-26 DWP di Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP), Kantor Pusat Kemendagri, Jakarta, Selasa (9/12/2025).
Ia menambahkan, peran anggota DWP sebagai istri tidak hanya mendampingi suami dalam hal-hal dasar, tetapi juga dalam mendukung karier, termasuk menjadi mitra berdiskusi mengenai isu-isu sosial, seperti kejadian bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Menurutnya, kesadaran untuk menjaga lingkungan dapat dimulai dari diskusi dalam keluarga.
“Itu kan bisa berdiskusi kenapa ini terjadi, bagaimana dampaknya di tempat kita sendiri yang belum terkena. Karena ternyata dampak ini juga bisa terkena di tempat kita sendiri, kalau kita tidak menjaga lingkungan. Bagaimana caranya kita menjaga lingkungan, misalnya dari hal yang kecil,” terangnya.
Sebagai ibu, lanjut Tri, anggota DWP memiliki peran penting dalam mempersiapkan generasi muda menuju Indonesia Emas 2045. Ia menekankan bahwa pendidikan formal memang penting, namun pendidikan karakter jauh lebih menentukan di tengah berbagai tantangan saat ini. Ia menambahkan bahwa orang tua tidak dapat memaksakan standar keberhasilan versi mereka kepada anak, karena peluang sukses kini semakin beragam dan kreatif.
Karena itu, orang tua perlu membuka wawasan bahwa pekerjaan tidak lagi terbatas pada pola konvensional berangkat pagi dan pulang sore.
“Tolong juga dipikirkan bahwa sekarang ini pekerjaan itu bukan hanya bersifat formal seperti itu. Informal pun jauh bisa lebih sukses daripada yang formal. Jadi buka wawasan kepada keluarga kita bahwa pendidikan itu tidak hanya perlu untuk bekerja formal, tapi informal terbuka,” tambahnya.
Tri juga menyoroti peran anggota DWP sebagai perempuan karier atau perempuan yang aktif berorganisasi sebagai bagian dari aktualisasi diri. Ia mengingatkan pentingnya kemampuan mengatur prioritas agar keseimbangan antara keluarga dan pekerjaan tetap terjaga.
“Yakin bahwa dengan ritme pekerjaan yang akhirnya bisa beradaptasi dengan keluarga, para suami pun bisa mengerti dan anak-anak juga bisa di-manage. Apalagi sekarang alat komunikasi sudah baik sehingga bisa berkomunikasi melalui alat komunikasi,” ujarnya.
Baca Juga: BCA Syariah WEpreneur Summit 2025: Dukung UMKM Perempuan Berdaya, Tumbuh, dan Memimpin
Di akhir penyampaian, Tri berharap DWP Kemendagri dapat terus berkontribusi bagi kesejahteraan keluarga ASN. Ia mendorong kolaborasi dengan berbagai mitra serta kegiatan yang sejalan dengan visi organisasi, termasuk peningkatan kesadaran akan pentingnya pelindungan dari kekerasan dalam rumah tangga.
“Jangan sampai fungsinya yaitu menyejahterakan anggota keluarga ASN, tapi kita melaksanakan kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan kesejahteraan keluarga ASN. Saya ingin sekali bahwa walaupun sedikit, walaupun tidak banyak, bahwa kita bisa berguna untuk anggota ASN,” tandasnya.***