5 Masalah Paling Umum yang Terjadi pada Mobil Listrik

Selasa, 02 November 2021 | 20:34 WIB
5 Masalah Paling Umum yang Terjadi pada Mobil Listrik
Rivian R1T, truk listrik produksi andalan Rivian Automotive. Daya jelajah atau jauhnya jarak yang bisa ditempuh dalam sekali pengisian baterai mobil listrik menjadi pertanyaan para konsumen [Rivian via ANTARA].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penggunaan mobil listrik semakin populer dan mendapatkan tempat tersendiri di kalangan masyarakat. Tak ada yang meragukan bahwa mobil listrik atau elektrik akan menjadi solusi jitu untuk kendaraan ramah lingkungan.

Dengan menggunakan energi listrik, mobil elektrik terbukti mampu menghadirkan efisiensi, performa hingga emisi gas buang yang sangat rendah.

Namun di samping keunggulannya, mobil elektrik bukan hadir tanpa kelemahan. Karena pada kenyataannya, masih banyak masalah teknis yang ditemui mobil ramah lingkungan ini.

Stasiun pengisian ulang baterai mobil (Shutterstock).
Stasiun pengisian ulang baterai mobil listrik (Shutterstock).

Masalah umum mobil elektrik menyangkut beberapa hal. Namun performa dan keamanan baterai masih menjadi isu utama. Mengutip CARRO Indonesia, berikut masalah umum yang kerap terjadi dan dikeluhkan oleh pengguna mobil listrik.

Isu daya tahan dan keamanan baterai

Baterai masih menjadi masalah utama pada mobil listrik dan hybrid. Pertama adalah isu daya tahan. Meski beberapa pabrikan menyebutkan baterai yang digunakan dapat bertahan lama, namun menurut beberapa penelitian, kinerja baterai mobil listrik umumnya akan menurun ketika penggunaan telah mencapai di atas tiga tahun.

Tak hanya itu, di negara empat musim, banyak yang mengeluhkan bahwa kemampuan baterai akan menurun drastis di suhu yang ekstrem dingin.

Tesla menyebutkan bahwa usia pakai baterai mereka mencapai 1,6 juta km.

Selain itu, meski pabrikan menjamin keamanan baterai, ada beberapa kasus mencatat bahwa baterai rentan mengalami kerusakan yang menyebabkan terbakar atau meledak. Meski kasus ini sudah semakin jarang terjadi seiring pengembangan yang dilakukan oleh pabrikan kendaraan.

Baca Juga: Perusahaan Ride Hailing Gojek Bantu UMKM, Ratu Maxima Berikan Apresiasi

Jangkauan jarak terbatas dan ketersediaan stasiun pengisian listrik

Jangkauan jarak juga menjadi isu utama. Umumnya mobil elektrik dapat berjalan rata-rata antara 200 hingga 400 km dalam sekali pengisian bahan bakar. Angka ini tentu tak masalah jika hanya untuk kebutuhan komuter.

Namun ketika akan digunakan untuk jarak jauh, maka perlu penyesuaian kebiasan dan persiapan yang agar tak mengganggu perjalanan.

Stasiun pengisian ulang baterai mobil listrik yang disiapkan Toyota di Bali [PT TAM].
Stasiun pengisian ulang baterai mobil listrik yang disiapkan Toyota di Bali. Sebagai ilustrasi [PT TAM].

Ketersediaan charger dan lama pengisian masih menjadi masalah yang dikeluhkan ketika ingin bepergian jarak jauh.

Hal ini dikarenakan untuk pengisian baterai membutuhkan waktu yang tak sedikit.Juga diperparah dengan ketersediaan stasiun pengisian listrik hingga pengisian fast charging yang masih terbatas. Sebagai gambaran, dengan menggunakan charger konvensional, pengisian baterai dari kondisi kosong hingga penuh, membutuhkan waktu antara 6 hingga 12 jam.

Dukungan servis dan mekanik

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI