Suara.com - Di tengah pesatnya perkembangan teknologi otomotif, mobil bertransmisi otomatis atau mobil matic semakin menjadi pilihan favorit masyarakat Indonesia. Kemudahan dalam pengoperasian, terutama saat menghadapi kemacetan perkotaan yang padat, menjadi alasan utama mengapa mobil matic begitu digemari—khususnya oleh pengemudi pemula. Namun, di balik kenyamanannya, ada satu prosedur penting yang sering kali diabaikan: menginjak pedal rem sebelum menyalakan mesin.
Sekilas terdengar sepele, tapi langkah ini justru merupakan salah satu elemen krusial dalam menjaga keselamatan saat berkendara dengan mobil matic.
Berbeda dari mobil manual yang bisa dinyalakan dengan mudah selama tuas transmisi berada di posisi netral, mobil matic punya sistem kerja yang cukup unik.
Meski dalam keadaan mati, sistem transmisinya tetap terhubung secara mekanis dengan mesin. Ini berarti, jika mesin dinyalakan tanpa menginjak rem, ada potensi mobil bergerak secara tiba-tiba—risiko kecil yang bisa berubah jadi bencana, apalagi di ruang sempit atau saat parkir.
Dilansir dari Toyota Astra, penggunaan pedal rem saat start bukan hanya soal prosedur standar, melainkan komitmen terhadap keselamatan.
Meskipun gerakan mobil yang tak terkendali mungkin terlihat lambat, tetap saja bisa mengejutkan, bahkan membahayakan, terutama bagi mereka yang belum sepenuhnya terbiasa dengan karakteristik mobil matic.
Lalu, bagaimana prosedur ideal saat hendak menyalakan mobil matic?
Pertama-tama, pastikan tuas transmisi berada di posisi P (Park) atau N (Neutral). Posisi P adalah yang paling aman karena mengunci transmisi dan mencegah pergerakan kendaraan, sedangkan posisi N memutus hubungan antara mesin dan roda.
Selanjutnya, berikan jeda beberapa detik setelah memutar kunci ke posisi “ON”.
Baca Juga: Kode Persneling Mobil Matic Honda Brio: Apa Guna Gear S dan Gear L?
Langkah ini penting agar sistem kelistrikan mobil—seperti indikator dashboard dan komputer mesin—dapat aktif sepenuhnya.
Mobil-mobil keluaran terbaru bahkan memberikan sinyal bunyi yang menandakan bahwa sistem sudah siap digunakan.
Baru setelah itu, injak pedal rem dan nyalakan mesin.
Penggunaan rem ini tak hanya berlaku saat menyalakan mobil, tapi juga ketika ingin memindahkan tuas transmisi dari posisi P atau N ke posisi D (Drive), R (Reverse), atau L (Low).
![Interior Mercedes-Benz GLE 450 4MATIC Coupe [Mercedes-Benz Indonesia via ANTARA].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/12/06/82006-mercedes-benz-gle-450-4matic-coupe-2.jpg)
Langkah ini berguna untuk menghindari hentakan mendadak dan mengurangi risiko kerusakan pada transmisi.
Untuk para pengemudi baru, memahami arti dari kode-kode transmisi juga sangat penting. Umumnya, mobil matic memiliki lima mode utama:
- P (Park): untuk parkir, posisi paling aman
- R (Reverse): mundur
- N (Neutral): netral
- D (Drive): berjalan maju
- L (Low): untuk tanjakan atau turunan curam
Setiap posisi punya fungsi berbeda dan harus digunakan sesuai kondisi jalan. Salah memilih mode bisa berujung pada kerusakan kendaraan atau bahkan kecelakaan.
Sebagai tambahan pengaman, banyak mobil matic masa kini dibekali fitur brake interlock.
Fitur ini memastikan bahwa tuas transmisi tidak bisa dipindahkan dari posisi P jika pedal rem tidak diinjak terlebih dahulu.
Sistem ini sangat membantu, terutama dalam mencegah kesalahan pengguna yang tak sengaja menggeser tuas saat mobil belum sepenuhnya siap melaju.
Intinya, kebiasaan sederhana seperti menginjak pedal rem sebelum menyalakan mobil matic sebenarnya punya dampak besar.
Selain melindungi komponen kendaraan, ini juga memastikan keselamatan pengemudi, penumpang, dan orang-orang di sekitar kendaraan.
Di tengah meningkatnya jumlah pengguna mobil matic di Indonesia, pemahaman akan prosedur dasar ini sangat penting agar pengalaman berkendara tidak hanya nyaman, tapi juga aman setiap saat.