Mobil Listrik Xiaomi SU7 Terancam Ramai Digugat, "Built Quality" Dipertanyakan

Cesar Uji Tawakal Suara.Com
Kamis, 15 Mei 2025 | 16:37 WIB
Mobil Listrik Xiaomi SU7 Terancam Ramai Digugat, "Built Quality" Dipertanyakan
Xiaomi SU7 Ultra. (Xiaomi)

Suara.com - Xiaomi memang berhasil mencetak angka penjualan yang mengesankan dengan mobil listrik SU7, tetapi itu tidak berarti produk mereka bebas dari kritik.

Justru, sedan listrik premium ini mendapatkan rapor merah dalam hal kualitas, menurut China Automobile Quality Ranking untuk kuartal pertama tahun 2025.

Dari 29 model EV besar asal China, SU7 menduduki peringkat terakhir, menunjukkan tingginya jumlah keluhan dan potensi cacat produksi dibandingkan kompetitor sekelasnya, menurut Arena EV.

Laporan ini disusun oleh China Automobile Quality Network, yang diawasi langsung oleh China Market Supervision Administration.

Sistem penilaian mereka menggunakan skor penalti berdasarkan laporan kerusakan dan keluhan dari para pemilik mobil, dan semakin tinggi skornya, semakin buruk kualitas mobil yang dinilai.

Sayangnya bagi Xiaomi, SU7 mendapatkan skor penalti sebesar 239 poin, jauh di atas rata-rata segmennya, yakni 183 poin.

Masalah Besar: Gugatan dari Ratusan Pemilik

Xiaomi SU7 Ultra (CarnewsChina)
Xiaomi SU7 Ultra (CarnewsChina)

Kekecewaan terhadap Xiaomi SU7 semakin memuncak ketika lebih dari 400 pemilik SU7 Ultra bersatu untuk menggugat perusahaan. Mereka disebut-sebut telah mengumpulkan dana untuk membiayai gugatan hukum.

Isu utama yang menjadi fokus gugatan ini adalah kap mesin berbahan serat karbon yang dijual sebagai opsional.

Baca Juga: Penantang Tesla Cybertruck dari China Siap Meluncur, Desain Lebih Oke

Xiaomi memasarkan kap mesin ini dengan klaim bahwa terdapat "dual air ducts" yang dapat meningkatkan aerodinamika dan pendinginan mobil.

Namun, setelah dilakukan inspeksi lebih lanjut, pemilik menemukan bahwa kap mesin versi serat karbon tidak memiliki perbedaan signifikan dibandingkan versi alumunium.

Beberapa pemilik bahkan melakukan uji aliran udara menggunakan air blower dan kertas tisu, serta menggunakan thermal imaging, dan hasilnya menunjukkan tidak ada manfaat pendinginan yang dijanjikan oleh Xiaomi.

Tanggapan Xiaomi dan Respons Pemilik Mobil

Xiaomi SU7 Ultra. (ArenaEV)
Xiaomi SU7 Ultra. (ArenaEV)

Setelah protes semakin meluas, Xiaomi akhirnya mengeluarkan permintaan maaf pada 7 Mei dan mengakui bahwa deskripsi produk mereka kurang jelas.

Sebagai bentuk kompensasi, perusahaan menawarkan 20.000 poin loyalitas serta opsi penggantian kap mesin serat karbon dengan versi alumunium standar.

Namun, banyak pemilik menolak tawaran tersebut, mengeluhkan lamanya waktu tunggu untuk penggantian suku cadang yang bisa mencapai 30 hingga 40 minggu.

Selain itu, mereka menganggap kompensasi yang diberikan tidak cukup untuk menutupi janji performa yang ternyata tidak terbukti.

Dampak Besar untuk Xiaomi Auto

Gugatan hukum ini menjadi ujian berat bagi Xiaomi Auto, yang saat ini berusaha membangun citra sebagai produsen kendaraan listrik premium.

CEO Xiaomi Auto, Lei Jun, bahkan menyebut beberapa minggu terakhir sebagai masa tersulit sejak perusahaan berdiri, mengisyaratkan tantangan serius baik secara pribadi maupun profesional.

Para analis industri membandingkan kasus Xiaomi dengan pengalaman pabrikan EV China lainnya seperti Avatr, yang berhasil mengatasi kontroversi dengan melakukan pengujian publik untuk membuktikan klaim produk mereka.

Kini, banyak pihak mendesak Xiaomi untuk melakukan verifikasi independen terhadap kap mesin serat karbon yang diklaim memiliki fitur aerodinamika.

Jika nantinya ditemukan bahwa ducts yang disebut Xiaomi memang tidak berfungsi, maka Xiaomi berpotensi menghadapi sanksi berdasarkan hukum periklanan ketat di China, yang melarang promosi yang menyesatkan konsumen.

Masalah kualitas Xiaomi SU7 bukan hanya soal kap mesin serat karbon, tetapi juga keseluruhan built quality mobil yang kini semakin diragukan oleh para pemiliknya.

Jika Xiaomi gagal menangani kontroversi ini dengan baik, nasib model SUV berikutnya, Xiaomi YU7, dan ambisi Xiaomi di industri otomotif bisa ikut terancam.

Kasus ini juga bisa menjadi peringatan bagi produsen otomotif lain, bahwa strategi pemasaran dengan klaim fitur performa harus didukung bukti nyata, atau mereka harus siap menghadapi gelombang gugatan dari konsumen yang merasa dirugikan. Untuk Xiaomi, satu hal yang pasti: masa depan mereka di industri EV kini berada dalam ujian besar.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI