3. Yamaha XSR 155

Bagi kamu yang ingin memadukan tampilan retro dengan teknologi terkini, Yamaha XSR 155 adalah jawaban sempurna. Motor ini mengusung gaya neo-retro, yang artinya tampil klasik tapi tetap modern secara fitur.
Mesin 155cc-nya sudah dilengkapi teknologi VVA (Variable Valve Actuation) dan sistem injeksi, sementara tampilannya mengingatkan pada scrambler klasik.
Desain tangki yang membulat, jok kulit bergaya jadul, dan penggunaan lampu LED menjadikan XSR 155 pilihan ideal untuk anak muda yang ingin tampil beda.
Harganya mulai Rp37 jutaan dalam kondisi baru, namun unit bekasnya bisa didapat dengan harga lebih murah di bawah Rp32 juta.
4. SM Sport V16

SM Sort 16 merupakan motor classic bergaya macho seperti Harley-Davidson. Motor asal Malaysia ini menawarkan mesin 250cc V-Twin yang membuat suara dan performanya cukup mengesankan.
Tampilannya sangat khas. Ada tangki besar, stang tinggi, jok rendah, dan spion bulat. Meski banyak yang belum familiar dengan mereknya, SM Sport V16 mampu mencuri perhatian dengan desain gagahnya.
Harga jualnya cukup mengejutkan, hanya berkisar antara Rp26–28 jutaan dalam kondisi baru.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Motor Listrik di Bawah Rp10 Juta Cocok buat Perempuan
5. Honda CT125

Honda CT125 bisa menjadi pilihan menarik buat kamu yang ingin motor klasik berbau petualangan. Terinspirasi dari Honda Trail CT-series tahun 60–70an, motor ini cocok untuk dipakai di jalanan kota maupun jalur semi-off-road.
Mesin 125cc-nya sangat irit dan tangguh, dan tampilannya benar-benar memikat dengan perpaduan warna khas hutan, rak belakang yang besar, serta posisi knalpot tinggi.
Karena unit barunya cukup langka, versi bekas dari motor ini banyak diburu dan biasanya dijual mulai dari Rp25 jutaan. Cocok untuk kamu yang suka gaya hidup aktif dan tetap ingin tampil klasik.
Demikian itu rekomendasi motor classic murah. Dalam memilih motor classic, tak melulu soal gaya hidup yang jadi pertimbangan. Kamu bisa membeli motor tersebut dengan harga terjangkau, sehingga merancang situasi finansial yang aman dan tetap bisa berkendara di perkotaan.
Kontributor : Mutaya Saroh