Pasar Mobil Listrik Bekas Cenderung Stabil Pasca Alami Penurunan Tajam

Rabu, 20 Agustus 2025 | 12:28 WIB
Pasar Mobil Listrik Bekas Cenderung Stabil Pasca Alami Penurunan Tajam
Ilustrasi mobil listrik sedang melakukan pengisian daya. (Foto: Ist)

Suara.com - Tren harga mobil listrik (EV) di pasar kendaraan bekas menunjukkan tanda-tanda stabilisasi dalam beberapa bulan terakhir. Kondisi ini berkebalikan dengan mobil konvensional berbahan bakar bensin yang harganya justru merangkak naik.

Menurut laporan terbaru dari iSeeCars, rata-rata harga EV bekas per Juni 2025 tercatat turun 4,8 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Di sisi lain, harga mobil bensin bekas mengalami kenaikan sebesar 5,2 persen dalam periode yang sama.

Meski masih terkoreksi, laju penurunan harga mobil listrik bekas kini terlihat jauh lebih lambat. Sebagai perbandingan, setahun lalu harga EV bekas sempat anjlok drastis hingga lebih dari 24 persen, atau setara dengan penyusutan sekitar $9.000 (Rp146 juta).

Namun pada Juni 2025, penurunannya hanya sebesar 1,3 persen atau sekitar $408 (Rp6,6 juta). Perlambatan ini menjadi sinyal kuat bahwa pasar mobil listrik bekas mulai menemukan titik keseimbangannya.

Salah satu faktor utama tingginya depresiasi EV adalah strategi agresif dari pabrikan seperti Tesla, General Motors, dan Hyundai yang gencar memberikan diskon untuk unit baru. Kebijakan ini secara langsung menekan nilai jual kembali mobil bekas mereka. Namun, seiring meningkatnya pasokan unit di pasar, harga kini cenderung lebih stabil.

Tesla menjadi merek yang paling signifikan mempengaruhi rata-rata harga EV bekas. Model S dan Model Y tercatat mengalami penurunan nilai hingga 12,3 persen per tahun. Angka ini setara dengan depresiasi sekitar $6.662 (Rp108 juta) untuk Model S dan $4.071 (Rp66 juta) untuk Model Y.

Model X juga mengalami penurunan sebesar 12,1 persen atau sekitar $6.950 (Rp112 juta). Sementara itu, Tesla Model 3 menunjukkan stabilitas yang lebih baik dengan penurunan hanya 4,3 persen atau $1.129 (Rp18 juta).

Di tengah dinamika harga tersebut, penjualan EV bekas justru melonjak signifikan hingga 61,8 persen secara tahunan. Angka ini jauh melampaui pertumbuhan penjualan mobil bensin bekas yang hanya naik 22,2 persen. Meskipun pangsa pasarnya masih tergolong kecil, yaitu 3,3 persen dari total mobil bekas berusia satu hingga lima tahun, ketersediaan stoknya di pasar terus bertambah.

Analis dari iSeeCars, Karl Brauer, menyatakan bahwa kondisi pasar ini dipengaruhi oleh harga mobil baru yang masih tinggi serta faktor eksternal seperti kebijakan tarif impor.

Baca Juga: Kenapa Harga Mobil Listrik Bekas Anjlok? Ini Kelebihan dan Kekurangannya

“Penghapusan insentif pajak dari pemerintah Amerika Serikat untuk EV bekas pada September mendatang bisa memicu lonjakan pembelian dalam jangka pendek sebelum akhirnya permintaan kembali turun,” ujar Karl, dilansir dari InsideEvs, Rabu (20 Agustus 2025).

Dengan pasar yang terus berkembang, harga mobil listrik bekas di masa depan diprediksi akan lebih dipengaruhi oleh faktor ketersediaan unit dan kebijakan pemerintah, bukan lagi oleh keraguan konsumen terhadap teknologi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI