Dari kacamata Yayasan AIDS Indonesia, penyebab angka ODHA Papua masih tinggi, selain karena wilayah geografisnya, juga lantaran masih minimnya pengetahuan masyarakat akan HIV/AIDS.
"Edukasi dan akses terhadap pengobatan yang masih kurang. Ini pekerjaan rumah yang harus diselesaikan semua stakeholder di Papua," ujar Shinta.
Ia tak menampik jika peran prilaku juga mempengaruhi penyebaran HIV/AIDS. Namun kembali lagi, pengetahuan yang terbatas membuat masyarakat di Papua tak menyadari jika prilakunya itu beresiko akan penularan HIV/AIDS.
"Edukasi harus jalan terus, jangan nunggu sampai sakit," ucap Shinta.
Dirinya pun melihat, di masa pandemi Covid-19 yang menguras seluruh perhatian ini, upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS sedikit terkendala.
"Kami hanya bisa melakukan kampanye melalui temu online karena tidak bisa bertatap muka langsung. Lalu di pendistribusian ARV juga, karena semua terpusat pada penanggulangan wabah Covid-19," tuturnya.