Namun, apabila harta yang dimiliki suami hanya cukup untuk memenuhi salah satunya, maka istri dan anak-anaklah yang harus diutamakan. Jika suami sudah memenuhi nafkah istri dan anaknya dan masih memiliki harta berlebih, maka ia boleh memberikan kepada orang tuanya.
Rasulullah SAW bersabda: “Cukuplah seseorang itu dikatakan berdosa jika ia menahan makanan dari orang yang menjadi tanggungannya”, (HR Muslim nomor 996).
Jadi, yang menjadi tanggung jawab suami saat ini adalah keluarganya yaitu istri dan anak-anaknya. Kemudian, jika ada kelebihan, barulah orang tuanya.
Sementara itu menurut Profesor Muhammad Quraish Shihab, pertanyaan mengenai siapakah yang lebih didahulukan ibu atau istri merupakan pertanyaan retoris di mana tidak memerlukan jawaban, karena keduanya sama-sama wajib diutamakan.
Quraish Shihab menegaskan bahwa istri dan ibu bukanlah pilihan, tapi keduanya mempunyai peran yang berbeda, tidak perlu dibanding-bandingkan. Tidak perlu juga harus lebih dominan dalam memilih salah satu karena dua-duanya memiliki porsi masing-masing.
Oleh karena itu, jika mengalami situasi pelik tersebut, Quraish Shihab memberikan saran bagi suami untuk memprioritaskan upaya-upaya untuk dapat mendamaikan istri dan ibunya. Selain itu, sangat dianjurkan juga bagi para suami untuk berusaha mendekatkan sang istri dengan ibunya sejak awal pernikahan.
Demikian jawaban atas pertanyaan tentang siapa yang harus diutamakan istri atau ibu menurut kacamata Islam. Apakah kalina sudah mengerti?
Kontributor : Rishna Maulina Pratama