Suara.com - Calon jamaah haji 2025 diimbau untuk mempersiapkan kondisi fisiknya dengan lebih aktif bergerak, salah satunya dengan rutin berjalan kaki. Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kementerian Agama, Hilman Latief, saat menghadiri peresmian sarana manasik haji pertama di Kabupaten Bogor, pada Minggu (8/12/2024).
“Haji merupakan ibadah yang sangat menguras fisik, oleh karena itu penting bagi jemaah untuk menjaga kondisi tubuh sejak sekarang. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan rutin berlatih jalan kaki. Banyak aktivitas selama pelaksanaan ibadah haji nanti yang memerlukan berjalan kaki dalam jarak yang cukup jauh,” ujar Hilman.
Acara yang diadakan oleh Yayasan Ibnu Aqil Bogor ini juga mengundang perwakilan jamaah haji dari seluruh Kabupaten Bogor, baik yang sudah berangkat maupun calon jemaah haji untuk tahun 2025. Hadir dalam acara tersebut Sekretaris Jenderal FK KBIHU Cepi Supriatna, Ketua Yayasan Ibnu Aqil Agus Salim, Ketua KBIHU Ibnu Aqil Desi Hasbiah, serta pimpinan ormas Islam di Kabupaten Bogor.
Hilman juga memberikan informasi terkini mengenai penyelenggaraan ibadah haji 1446 H/2025 M. Ia menyampaikan bahwa kuota haji untuk tahun tersebut telah ditetapkan sebanyak 221.000 orang, meski masih ada ketidakpastian apakah akan ada kuota tambahan atau tidak.
“Untuk haji 1446 H, kuota jemaah haji Indonesia sudah ditentukan, yaitu sebanyak 221.000 orang. Namun, kami belum mengetahui apakah akan ada kuota tambahan,” ujar Hilman.
Tema utama penyelenggaraan haji 2025 yang akan diusung oleh Kementerian Agama adalah “Haji Inklusif, Inovatif dan Kolaboratif untuk Kenyamanan dan Keamanan Jemaah.” Tema ini bertujuan untuk memberikan layanan terbaik kepada seluruh jemaah, termasuk mereka yang lansia dan disabilitas.
Hilman juga menekankan pentingnya memastikan aspek keamanan dan kenyamanan jemaah, terutama selama puncak ibadah haji. Ia menyoroti kejadian yang terjadi di Muzdalifah pada tahun 2023, di mana sekitar 11.000 warga negara Indonesia yang berangkat haji secara ilegal berada di dekat jemaah haji Indonesia, yang menimbulkan kerawanan.
Oleh karena itu, Kementerian Agama terus mengimbau agar calon jemaah haji tidak terjebak dalam penipuan yang menawarkan jalur pemberangkatan haji “cepat” melalui visa non-haji. “Kami ingin memastikan jemaah haji Indonesia bisa beribadah dengan aman, nyaman, dan memperoleh kemabruran, serta kembali ke Tanah Air dengan selamat,” kata Hilman.
Baca Juga: Haji Faisal Maklumi Fuji Nge-vape Diam-Diam: Yang Penting Enggak Terlalu Vulgar