Artinya, “Dari Abu Sa’id, dari Nabi Muhammad saw, beliau bersabda: ‘Ketika aku naik (M’raj) ke surga, aku tidak melewati sekelompok malaikat kecuali mereka berkata: ‘Muhammad, engkau harus berbekam’.”
Hadits ini dicantumkan oleh Ahmad bin Abu Bakr Al-Bushiri dalam Ithaful Khiyarah. Ia berkata, “Hadits ini dinilai dha’if sebab terdapat perawi bernama Muhammad bin ‘Umar Al-Waqidi.” (Ahmad bin Abu Bakr al-Bushiri, Ithaful Khiyarah, [Riyadh, Darul Wathan: 1999], jilid IV, halaman 437).
2. Hadist saat Rasulullah Saw memasuki surga, beliau melihat pada kaki langit terdapat tulisan yang artinya “Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad Rasulullah, dan aku akan dibantu oleh ‘Ali”
وعن أبى الحمراء خادم النبي صلى الله عليه وسلم قال سمعت النبي صلى الله عليه وسلم يقول لما أسرى بي إلى السماء دخلت الجنة فرأيت في ساق العرش مكتوبا لا أله إلا الله محمد رسول الله أيدته بعلي ونصرته
Artinya, “Dari Abul Hamra, pembantu Nabi saw, ia berkata, ‘Ketika aku dinaikkan ke langit, aku melihat di kaki ‘arasy tertulis ‘Tiada Tuhan melainkan Allah, Muhammad utusan Allah dan aku dibantu oleh Ali dan diberi kemenangan dengan Ali’.” (HR At-Thabrani).
Lagi-lagi, ‘Ali bin Abu Bakr Al-Haitsami dalam Majma’ Az-Zawaid mengatakan bahwa hadist ini dha’if karena ada periwayat bernama ‘Amrun bin Tsabit, sedangkan dia merupakan periwayat yang matruk.” (Al-Haitsami, Majma’ az-Zawaid, [Beirut, Darul Kutub al-‘Ilmiyyah: 1988], jilid XIX, halaman 261).
3. Pembedahan Kedua Rasul Sebelum Isra
Malik bin Sha’sha’ah, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
بَيْنَا أَنَا عِنْدَ الْبَيْتِ بَيْنَ النَّائِمِ وَالْيَقْظَانِ-وَذَكَرَ يعنِي رَجُلاً بَيْنَ الرَّجُلَيْنِ
“Ketika aku berada di sisi Ka’bah antara tidur dan bangun. Beliau menyebutkan seorang laki-laki di antara dua laki-laki.” Yang kemudian ditafsirkan bahwa ada malaikat yang mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Baca Juga: Apakah Buraq Masih Ada? Mengungkap Keajaiban Tunggangan Nabi Kala Isra Miraj
فَأُتِيتُ بِطَسْتٍ مِنْ ذَهَبٍ مُلأن حِكْمَةً وَإِيمَانًا، فَشُقَّ مِنَ النَّحْرِ إِلَى مَرَاقِّ الْبَطْنِ، ثُمَّ غُسِلَ الْبَطْنُ بِمَاءِ زَمْزَمَ، ثُمَّ مُلِئَ حِكْمَةً وَإِيمَانًا.