Jika tidak jatuh pada hari Senin/Kamis, Anda bisa berniat puasa sunnah secara umum (puasa sunnah mutlak) dengan tujuan untuk bersyukur dan mendekatkan diri kepada Allah di hari yang bersejarah ini.
3. Niat Spesifik
Sebagian kalangan, seperti yang dikutip dari BAZNAS, mencontohkan lafaz niat yang lebih spesifik, yaitu:
"Nawaitu shauma yauma maulidinnabi sunnatan lillahi ta'ala," yang artinya "Saya berniat puasa pada hari Maulid Nabi sunnah karena Allah Ta'ala."
Inti dari niat adalah kesungguhan hati untuk beribadah karena Allah SWT, meneladani Rasul-Nya, dan mensyukuri nikmat-Nya.
Amalan Lain di Bulan Maulid
Mengekspresikan cinta kepada Rasulullah SAW tidak terbatas pada puasa.
Bulan Maulid adalah momentum emas untuk memperkaya spiritualitas dengan amalan-amalan berikut:
- Memperbanyak Shalawat: Menjalankan perintah Allah dan sebagai bukti cinta kepada Nabi.
- Membaca Sirah Nabawiyah: Mengenal lebih dalam perjalanan hidup, perjuangan, dan akhlak mulia Rasulullah SAW.
- Bersedekah: Meneladani kedermawanan Nabi Muhammad SAW dan berbagi kebahagiaan dengan sesama.
- Puasa Ayyamul Bidh: Jangan lupakan puasa sunnah Ayyamul Bidh (puasa hari-hari putih) pada tanggal 13, 14, dan 15 Rabiul Awal, yang waktunya sangat berdekatan dengan hari Maulid.
Jadi, apa nama puasa Maulid Nabi? Secara istilah fikih, tidak ada nama khususnya. Namun, yang lebih penting dari sekadar nama adalah esensi dan landasannya.
Berpuasa pada 12 Rabiul Awal adalah sebuah amalan yang dianjurkan sebagai bentuk meneladani Rasulullah SAW yang berpuasa di hari kelahirannya sebagai wujud syukur.
Baca Juga: Khutbah Jumat Menyambut Bulan Maulid, Menebar Cinta dan Teladan Nabi di Era Digital
Ini bukanlah kewajiban, melainkan pilihan ibadah yang indah untuk mengisi hari istimewa tersebut dengan sesuatu yang mendekatkan diri kita kepada Allah dan Rasul-Nya.
Bagaimana cara Anda mengekspresikan cinta kepada Rasulullah di bulan Maulid ini? Bagikan amalan terbaik Anda di kolom komentar